Wali Kota Malang Resmikan Jembatan Kaca Pertama di Indonesia

Wali Kota Malang H. Moch. Anton, bersama dengan Wakil Ketua DPRD Kota Malang H. Zainuddin, dan beberapa tokoh masyarakat saat berada di Jembatan Kaca, menandai peresmian Jembatan Kaca Ngalam Indonesia. [m taufik/bhirawa]

Kota Malang, Bhirawa
Wali Kota Malang, H. Moch Anton meresmikan wahana wisata baru yakni Jembatan Kaca pertama di Indonesia. Jembatan itu bernama jembatan Kaca  Ngalam Indonesia. Jembatan yang menghubungkan dua Kelurahan Jodipan dan Kelurahan Kesatrian  Kecamatan Blimbing, melengkapi destinasi wisata Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi.
Peresmian tersebut dihadiri langsung Komandan Kodim 0833 Kota Malang, Letkol (Inf) Nurul Yakin, perwakilan dari Polres Malang, Vice President Direktur PT Indana, Steven Antonius Sugiharta, beberapa Kepala Organisasi Perangkat Daerah dan Forkopimda.
Wisatawan yang hendak berkunjung ke dua lokasi wisata itu kini tak lagi harus melewati Jembatan Brantas yang lokasinya dekat dengan jalan raya, melainkan bisa langsung melintasi jembatan kaca yang sudah dibangun dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut.
Wali Kota Malang, H. Moch Anton, mengatakan, ide membuat jembatan kaca sebagai penghubung dua destinasi wisata yang terletak di dua kelurahan berbeda ini awalnya dikomunikasikan dengan para akademisi dan juga pihak PT Indana yang sebelumnya berjasa besar memberikan dana CSR untuk pemolesan Kampung Warna-warni.
Ide baik itu akhirnya mendapat tindaklanjut sehingga terhitung sejak tanggal 8 Juni  pembangunan jembatan kaca itu direalisasikan dan rampung pada tanggal 25 September.
“Jembatan Kaca Ngalam Indonesia ini adalah destinasi wisata baru yang menguji adrenalin kita. Sekaligus penghubung Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi yang namanya sudah tersohor tidak hanya skala nasional melainkan internasional,” kata Abah Anton, Senin 9/10 kemarin.
Jembatan kaca tersebut memiliki ketinggian 9,5 meter diatas tanah dengan panjang 20 meter dan lebar 1,25 meter. Kapasitas jembatan kaca itu sendiri mampu menampung maksimal 50 orang.
Dari segi konstruksi, jembatan dirancang oleh  Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dengan materi bahan yang sudah teruji kekuatannya. Atas pertimbangan itulah, Kementerian PUPR memberikan izin kepada Pemkot Malang untuk melakukan pembangunan jembatan yang diprediksi akan banyak menyedot wisatawan tersebut.
“Hadirnya jembatan ini adalah inspirasi bagi kita, dimana dua kampung di Kelurahan Ksatriyan dan Jodipan ini awalnya kumuh kini menjadi jujugan wisatawan nusantara dan mancanegara, hal ini adalah mimpi warga yang terealisasi,” imbuh Abah Anton.
Dikatakan pula, dengan dibangunnya Jembatan Kaca Ngalam Indonesia ini diharapkan berkorelasi dengan peningkatan daya ekonomi warga serta pertumbuhan produk UMKM masyarakat setempat.
“Ini adalah bentuk dari konsep memajukan ekonomi rakyat, karena itu saya berharap jembatan ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan penghasilan masyarakat di dua kampung ini,” jelas Abah Anton.
Wali Kota Malang sangat berharap, warga pada dua kelurahan itu bisa menjaga jembatan kaca tersebut dengan cara merawat dan mengikuti berbagai petunjuk yang sudah diberikan oleh para perancang bangunan.
“Seperti misalnya jembatan ini maksimal hanya 50 orang, jangan sampai lebih dari itu yang melintasi sehingga dengan cara tersebut bisa menjaga dan merawat jembatan kaca,” tukasnya.
Sementara itu, Vice President Direktur PT Indana, Steve Antonious Sugiharta, berharap dengan adanya pembangunan jembatan ini bisa membantu masyarakat setempat lebih meningkatkan taraf ekonomi dan menarik wisatawan untuk datang ke Kota Malang. [mut]

 

 

 

 

 

Tags: