Wali Kota Malang Sutiaji Meminta Maaf Kepada Wartawan

Para wartawan sebelum bertemu Wali Kota Sutiaji terlebih dahulu suhu badanya di cek, untuk memastikan kesehatan mereka.

Kota Malang, Bhirawa
Kesalah fahaman yang terjadi antara sejumlah wartawan dan Wali Kota Malang Sutiaji berakhir, setelah orang nomor satu di Kota Malang meminta maaf kepada para wartawan, Rabu 18/3 kemarin.
Ia meminta maaf karena apa yang disampaikan sebelumnya hingga menjadi produk berita oleh awak media berbuntut panjang, pada media soial.
“Saya minta maaf. Tidak ada keinginan saya untuk mencoreng nama teman-teman media,” jelas Sutiaji kepada para wartawan, di Ruang Sidang Balai Kota Malang.
Ia meneruskan pernyataan yang disampaikan soal batasan akses keluar masuk ke Kota Malang sebelumnya bukanlah penutupan total akses seluruh kota. Tetapi diperuntukan untuk tamu luar daerah dan tamu tamu pemda yang hendak study banding.
Hal ini, kata Sutiaji, yang dimaksudkan pembatasan akses. Hanya saja, ia berpikir hal tersebut tidak sama seperti yang ditangkap para wartawab, pada saat itu.
“Kalau di rekaman kan saya tidak bilang ada lockdwon. Nah ini dia maksud saya mungkin ada dari teman media yang tidak mendengar konstruksi pernyataan dari awal. Bahwa yang dimaksud bukan menutup akses total,” tegasnya.
Sutiaji tetap berpegang teguh bahwa pernyataannya awal merupakan buah dari pertanyaan dalam rakor dengan forpimda. Yang sebelumnya ada yang menanyakan bagaimana nasib tamu-tamu daerah yang sedang kunjungan atau akan
Hal inilah yang menjadi dasar pernyataannya yang menyebut akan memberi waktu hingga hari Rabu 18/3 untuk pulang ke daerah masing-masing dan menghentikan jadwal kunjungan baik keluar dan masuk ke Kota Malang.
Meski begitu ia mengucapkan terimakasihnya kepada awak media untuk kembali mengkonfirmasi pernyataan awal. Sehingga dapat diluruskan.
“Sekali lagi saya minta maaf. Konstruksi yang dibangun harus sama. Saya tidak punya maksud apapun untuk mencari musuh, maka dengan pertemuan ini juga saya terimakasih,” tegas Sutiaji.
Sekretaris Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Malang, Zainul Arifin mengungkapkan keresahan awak media Kota Malang bukan berasal dari pernyataan Wali Kota hingga pemberitaan yang muncul kemudian. Akan tetapi lebih pada kurang bijaknya Sutiaji dan jajaran Pemkot Malang mengungkapkan klarifikasi via media sosial setelah berita muncul.
“Bagaiamana sebenarnya mekanisme klarfikasinya. Saya dapat broadcast di grup-grup medsos bahwa berita teman media adalah hoaks dan salah kutip. Maka jelas ada pola komunikasi yang tidak efektif,” tegas Zainul.
Hal yang sama juga disampaikan Setiawan, perwakilan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Malang. Persoalan berita dan pernyataan Wali Kota yang kemudian menimbulkan polemik sebenarnya sudah tuntas. Karena setelah itupun klarifikasi untuk meluruskan informasi awal pun sudah dilakukan awak media baik cetak, daring maupun elektronik.
Pasca klarifikasi ini muncul unggahan klarifikasi kembali dari akun pribadi Wali Kota Malang Sutiaji. Yakni via status Instagram dan unggahan di akunnya Sutiaji. Yang kemudian memunculkan opini publik yang mendiskreditkan profesi wartawan karena tidak menyertai alasan jelas pokok klarifikasi yang dilakukannya.
“Ya ini kenapa kami minta pak wali meminta maaf juga. Karena dari medsos ini kita seakan-akan bikin berita palsu. Hoaks,” tegasnya. [mut]