Wali Kota Mojokerto Ajak Warga Sadar Gizi

Wali Kota Mas'ud Yunus melihat stand festival sate, Senin (12/9). [kariyadi/bhirawa]

Wali Kota Mas’ud Yunus melihat stand festival sate, Senin (12/9). [kariyadi/bhirawa]

(Gelar Festival Sate dan Pesta Gizi) 
Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus mengglar festival Sate dan Pesta Gizi Hari Raya Iduladha, Senin (12/9) malam. Event yang digelar di pertigaan Jl Gajahmada – Jl Mayjend Sungkono Kota Mojokerto itu diisi makan sate bersama wali kota dan masyarakat.
Festival makan sate digelar di kawasan tepian Sungai Brantas. Selain untuk syiar Iduladha, festival itu juga untuk menggenjot dunia pariwisata di kota mungil dengan tiga kecamatan ini.
Nuansa religius di momen Hari Raya Kurban ini menjadi kental kala perkusi dari kelompok musik Kanjeng Sunan mengalun mengiringi Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus berkeliling menilik setiap kesibukan setiap regu peserta yangdigawangi sejumlah peserta dari unit kerja Pemkot Mojokerto, organisasikeagamaan dan ormas Islami itu.
Setiap regu peserta tak hanya sibuk membolak-balik bakaran sate diatas panggangan arang api, namun juga berusaha tampil memikat. Karena ajangbakar sate massal jilid III berhadiah total Rp15,35 juta ini memang menetapkan beberapa kriteria.
Penilaian lomba tidak saja soal citarasa, penampilan dan higinitas, namunjuga penampilan kostum, kecepatan pembakaran dan yel-yel tiap-tiap peserta. Selain cita rasa, tim juri dari sebuah sekolah perhotelan di Surabaya, pemilik restoran ternama di Kota Mojokerto dan juri professional memberi penilaian dari sisi higinitas, kecepatan pembakaran , penyajian dan kostum serta yel-yel regu peserta.
Suguhan tarian sufi dan music etnik serta hiburan stand up comedy Gus Yuk Cilik Kota Mojokerto kian melengkapi festival yang dihampar sepanjang River Side Brantas itu.
”Animo masyarakat di pesta gizi ketiga ini makin tinggi dibanding dua festival sebelumnya,” kata Wali kota Mas’ud Yunus usai berkeliling ke seluruh stan dengan Istri serta pejabat teras dan unsur Forpimda.
Menurutnya, penampilan setiap peserta dari tiga kategori, SKPD Pemkot Mojokerto, sekolah, serta Ormas dan umum cukup unik dan memikat. Menarik, unik dan masing-masing membawa pesan tersendiri.
Festival sate dan pesta gizi ini yang ketiga sejak tahun 2014 ini, kata Mas’ud Yunus lebih lanjut, punya tujuan syiar Iduladha, simbol kepedulian, juga bagian dari pengembangan wisata kuliner.
”Kegiatan ini bagian dari upaya memotivasi masyarakat Kota Mojokerto agar benar-benar sadar gizi, sehingga tidak ada lagi warga yang kekurangan gizi,” tandasnya.
Festival Sate dan Pesta Gizi ini ujar orang nomor wahid di Kota Mojokerto, juga untuk membangun kebersamaan. Sehingga kegiatan yang dijadikan agenda tahunan Pemkot Mojokerto ini pun harus digelar di tempat yang berbeda-beda.
”Agar terjadi pemerataan. Kalau yang pertama di Jl Gajahmada, yang kedua di Alun-alun, ketiga disini (Jl Hayamwuruk), berikutnya wilayah barat Prajurit Kulon,” tukas wali kota. [kar]

Tags: