Wali Kota Mojokerto Paparkan Posko Paman di Kementerian PAN RB

Wali Kota Mojokerto Ning Ita (kiri) didampingi Kadinkes Kota Mojokerto Ch Indah Wahyu memaparkan program di Kementrian PAN RB. [kariyadi/bhirawa]

(Lolos Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019)

Kota Mojokerto, Bhirawa
Wali Kota Nojokerto yang akrab disapa Ning Ita membeberkan Program Oke Singkirkan Kesakitan Diare Dengan Observasi Pangan Aman, Mencuci Tangan Pakai Sabun Dan Air Minum Aman atau yang disebut dengan istilah POSKO PAMAN merupakan inovasi Puskesmas Wates Kota Mojokerto. Kini program ini masuk dalam TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019 Kementerian PAN RB Republik Indonesia.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari melakukan pemaparan di hadapan Tim Penilai di Ruang Sriwijaya, Kantor Kementerian PANRB RI, di Jakarta. Dalam pemaparannya Ning Ita menjelaskan, POSKO PAMAN sudah dilaksanakan Puskesmas Wates sejak tiga tahun yang lalu.
”Kel Wates bebas buang air besar sembarangan (ODF / Open Defecation Free) tanggal 12 Nopember 2014, dan secara bertahap menurunkan angka penyakit diare dari 827 kasus pada tahun 2015, menjadi 822 kasus pada 2016, 797 kasus pada 2017 dan 665 kasus pada tahun 2018,” jelas Ning Ita.
Lebih lanjut, Ning Ita menjelaskan, melalui POSKO PAMAN, Puskesmas Wates dapat menurunkan kebiasaan konsumsi makan tidak aman dari 56,56% (2015) menjadi 42,86% (2016), 25.93% (2017), dan 27,54 % (2018) serta menurunkan kebiasaan tidak mencuci tangan pakai sabun dari 51,85% (2015) menjadi 50% (2016), 44,45% (2017) dan 24,64% (2018).
”Dengan POSKO PAMAN juga berhasil menurunkan kebiasan mengkonsumsi air minum tidak aman,” terang Ning Ita.
Lima pilar STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) secara utuh sebagaimana Perwali Nomor 1 tahun 2015 tentang STBM, terdiri dari : 1. Tidak BAB sembarangan (ODF/jamban sehat), 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Mengolah air minum (PAM RT) dan makanan dengan cara aman, 4. Mengelola sampah rumah tangga dengan aman, 5. Bank sampah 128 se-kota, 6. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (mandi, cuci, ipal komunal).
Dalam kesempatan ini, Ning Ita juga memaparkan, di POSKO PAMAN memberikan akses kemudahan mengujikan makanan yang diduga mengandung bahan tambahan makanan berbahaya secara gratis. ”POSKO PAMAN dijumpai di sekolah, kegiatan cuci tangan pakai sabun, pembinaan kantin sekolah dan pedagang kaki lima di depan sekolah,” lanjut Ning Ita.
Ning Ita menjelaskan, dengan adanya POSKO PAMAN selain meningkatkan harapan hidup warga Kota Mojokerto juga berpengaruh secara ekonomi, seperti meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap pedagang makanan sehingga meningkatkan pendapatan pedagang makanan.
”Kader POSKO PAMAN pada saat ini terdiri dari anggota TP PKK (10 orang), Kader motivator kesehatan (25 orang), Guru (20 orang), Tokoh masyarakat (8 orang), Tiwisada (138 orang) dan Kader kesehatan Remaja (25 orang),” kata Ning Ita.
Menutup pemaparannya, Ning Ita memaparkan, POSKO PAMAN sejak tahun 2016 sudah ditiru oleh tiga Posyandu di Kota Mojokerto, yaitu Raung Merapi, Batok Bromo dan Panderman. Dan dari tahun ke tahun semakin banyak diadopsi Posyandu di Kota Mojokerto hingga Bulan Juli 2019 sudah diadopsi oleh 20 Posyandu dan menargetkan akan diadopsi oleh 26 Posyandu.
Selain diadopsi oleh Posyandu, POSKO PAMAN juga telah diadopsi oleh PKK Kota Surabaya, PKK Kabupaten Nganjuk dan Disperta Kota Bandung. Dengan keberhasilan yang telah dicapai dengan POSKO PAMAN, Ning Ita berharap POSKO PAMAN juga dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain di luar Kota Mojokerto, sehingga semakin meningkatkan kesehatan penduduk Indonesia. ]kar]

Tags: