Ruangan UN Gelap,Wali Kota PasuruanTegurPengawas

Wali Kota Pasuruan Drs H Setiyono M.Si saat sidak di SMPN 9 Kota Pasuruan menemukan ruangan kelas UN kondisinya gelap, Senin (9/5). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Wali Kota Pasuruan Drs H Setiyono M.Si saat sidak di SMPN 9 Kota Pasuruan menemukan ruangan kelas UN kondisinya gelap, Senin (9/5). [Bhirawa/Hilmi Husain]

Pasuruan, Bhirawa
Wali Kota Pasuruan, Drs H Setiyono M.Si menggelar inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SMP sederajat di dua sekolah di Kota Pasuruan. Dalam sidaknya, pejabat nomer satu di Kota Pasuruan ini sempat menegur pegawas sekolah lantaran ruangan kelas terlihat gelap, padahal siswa sedang mengerjakan soal UN. “Tolong lampunya dihidupkan, gimana itu. Ini lagi ujian nasional malah gelap,” tegur H Setiyono disela-sela sidak di SMPN 9 Kota Pasuruan, Senin (9/5).
Dalam temuannya, Wali Kota Pasuruan menemukan dua ruangan kelas yang kondisinya gelap di SMPN 9 Kota Pasuruan. Dua ruangan itu adalah ruangan 16 dan 17. Masing-masih ruangan berisikan 20 siswa. “Ini lagi, kondisi ruangan masih saja gelap. Tolong hidupkan. Ini ujian akhir penentuan. Kasian siswa ini, sampai melihat soal ujian sekolah mencureng-cureng,” tegurnya lagi.
Di Kota Pasuruan, ada 3.593 siswa SMP yang sedang melaksanakan UN. Terdiri dari SMP negeri sebanyak 2.491 siswa, 579 siswa SMP swasta, 222 siswa MTs Negeri, dan 301 siswa MTs swasta. Dua sekolah yang di sidak adalah SMP Bath Al Hikmah dan SMPN 9 Kota Pasuruan. “Alhamdulillah, hari pertama pelaksanaan UN di Kota Pasuruan lancar, mulai dari distribusi soal hingga lainnya. Semuanya aman tak ada masalah,” tegas H Setiyono.
Ditanya apakah di Kota Pasuruan, UN SMP sederajat ini sudah melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). H Setiyono menegaskan untuk UNBK masih tahap proses, dengan harapan tahun depan supaya Kota Pasuruan bisa menjalaninya. “Kami sesuaikan dengan kemampuan. Sarana dan prasarananya, seperti penyediaan komputer harus cukup. Harapan kami tahun depan bisa memulai,” paparnya.
Tentu saja, penyediaan sarana dan prasarana UNBK untuk SMP tidak semudah SMA. Sebab, sehari-hari siswa SMP tidak melulu menggunakan komputer. Beda dengan SMA yang sudah menuntut adanya laboratorium komputer.
Semuanya itu juga harus ditunjang sarana prasarana penunjang lainnya. Misalnya, kekuatan listrik di masing-masing sekolah untuk menyalakan semua komputer yang digunakan. “Nanti di hitung kemampuan APBD nya. Begitupula dengan kekuatan listriknya harus dihitung. Jika listriknya tidak kuat, pastinya tidak bisa fungsi. Makanya semuanya itu haruslah bertahap,” tegas H Setiyono. [hil]

Tags: