Wali Kota Mojokerto Perintahkan Jangan Ada Murid Telantar

Pintu gerbang menuju SDN Kranggan 1 yabg dipasang segel dari pihak ahli waris yang mengaku memiliki tanah tersebut. [kariyadi]

(Akibat Penyegelan Gedung SDN Kranggan 1 oleh Ahli Waris}
Kota Mojokerto, Bhirawa
Peristiwa penyegelan gedung SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto hingga pintu gerbang utama dan belakang digembok mendapat atensi Wali kota Mas’ud Yunus. Orang nomer satu di Pemkot Mojokerto ini meminta Dinas Pendidikan Kota Mojokerto agar tidak ada siswa yang terlantar dan proses belajar mengajar tetap berlangsung.
“Perintah saya kepada Kadis Pendidikan agar memprioritaskan kegiatan belajar. Jangan sampai ada murid yang terlantar, ” ujar Wali Kota Mas’ud Yunus kepada Bhirawa, Selasa (2/2).
Novi Rahardjo, Kepala Dinas Pendidikan langsung bergerak cepat. Diantaranya sejak Senin menggelar rapat bersama Kasek, Guru, perwakilan walimurid dan komite sekolah di rumah ketua Komite sekolah.
“Insya Allah hari ini kita akan melangkah formal ke Polresta, karena masalah ini (sengketa antara ahli waris dan pemberi tukar guling tanah ini) sudah ditangani Polresta. Sehingga pihak polresta yang memiliki kewenangan atas obyek tersebut.” ungkap Novi kepada sejumlah media.
Novi juga mengatakan, dalam kasus sengketa tanah ini, Dinas Pendidikan Kota Mojokerto, SDN Kranggan 1 dan Semua siswa adalah korban dari penyegelan ini. “Tapi kami harus memastikan bahwa siswa tetap mendapatkan proses pendidikan yang layak, ” tegas Novi Rahardjo.
Sebelumnya SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto disegel, di pintu gerbang utama SDN Kranggan 1 Kota Mojokerto, terpampang pemberitahuan yang mengatasnamakan Ahli Waris Sareh Sujono almarhum, dalam banner warna merah yang di print itu tertulis
“Pemberitahuan!!!, Untuk sementara proses belajar mengajar di dalam sekolahan SDN Kranggan 1 dinon aktifkan sementara, berhubung lahan yang ditempati belum ada penyelesaian dengan keluarga ahli waris dari Sareh Sujono Almarhum.”
Dikonfirmasi penyegelan ini Suastini, ahli waris Sareh Sujono mengaku kalau yang melakukan penyegelan adalah keluarganya. “Lebih jelasnya, ini langsung bicara dengan suami saya saja ya mas.” ujar Suastini, ketika dihubungi melalui handphonenya.
Sementara Suami Suastini, mengakui kalau penyegelan yang dilakukan Senin dini hari itu merupakan bentuk protes kepada pemerintah agar masalah sengketa tanah yang ditempati SDN 1 Kranggan segera diselesaikan. “Kita sudah lapor ke Polresta, sudah menyampaikan ke bagian pemerintahan, juga sudah kirim surat ke walikota tapi tidak pernah ditanggapi, ini masalah sudah bertahun-tahun.” urainya. [kar]

Tags: