Wali Kota Probolinggo dan Wawali Komitmen Sidak Layanan Publik

Wali Kota sidak Dispendukcapil diminta Inovatif.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
“Meski pelayanan kepada masyarakat tetap sama yang ditangani, Dukcapil jangan monoton. Buatlah inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Wali Kota Habib Hadi saat melakukan sidak ke Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil (Dispendukcapil), sedangkan wawali Mochammad Soufis Subri sidak sungai yang mengakibatkan genangan air di saat hujan.
Wali Kota Hadi kamis 9/1/2020 menanyakan tentang pengamanan serta CCTV yang terpasang di kantor tersebut. Karena sempat terlihat di layar monitor ada yang gangguan. Kemudian dari masing-masing ruangan juga dikunjungi, termasuk fasilitas ruang pernikahan bagi non muslim. Keberadaan ruang laktasi serta tempat pelayanan yang terlihat sepi, karena lebih banyak dilakukan di Mal Pelayanan Publik (MPP).
Saat berbincang dengan Kepala Dispendukcapil Sukam yang mendampinginya berkeliling, Wali Kota ingin agar pelayanan dukcapil bisa on line. Mulai pendaftaran hingga cetak akte bisa dilakukan oleh pemohon sendiri. “Proses untuk rencana pengadaan alat yang on line itu bagaimana kelanjutannya?,” tanya Habib Hadi.
Sukam menjelaskan, jika mesin anjungan dukcapil mandiri (ADM) direncanakan tahun ini. Masih diperlukan proses lebih lanjut, mengingat mesin tersebut akan diletakkan di lokasi keramaian seperti pusat perbelanjaan. Namun untuk proses pengadaan barangnya sudah bisa melalui e-katalog sehingga lebih cepat.
“Kita juga koordinasi dengan pemerintah pusat berkaitan dengan fasilitas tersebut. Proses pendaftaran nantinya bisa on line dan berkasnya di scan. Namun berkas aslinya tetap harus ditunjukkan sebagai langkah antisipasi agar tidak disalahgunakan. Usai di verifikasi, pemohon bisa mencetak sendiri melalui mesin ADM dengan barcode dari Dukcapil,” urainya.
Wali Kota merepons positif rencana pengadaan alat itu, sehingga proses pelayanan lebih efektif dan efisien. Termasuk meminimalisir kontak antara pemohon dan petugas karena sistemnya on line. Dalam kesempatan itu, ia juga menanyakan tentang jabatan struktural yang diperlukan. “Jika sudah diajukan ke BKPSDM, mohon bersabar dulu ya,” pintanya.
“Intinya Pemerintah Kota tidak mau meremehkan cuaca yang terjadi saat ini. Kami harus melihat betul-betul, mengetahui apa penyebabnya (genangan air atau banjir) yang terjadi,” tegas Wakil Wali Kota Mochammad Soufis Subri, saat sidak di sungai Wangkal, di waktu yang sama dengan walikota Hadi.
Sesuai informasi BMKG Jawa Timur, curah hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat bakal terjadi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Prakiraan ini terjadi baik di wilayah Kota dan Kabupaten Probolinggo.
Beberapa hari terakhir, beberapa titik di Kota Probolinggo mengalami banjir dan genangan air. Untuk itu, Wawali Subri pun beberapa kali turun ke lapangan memantau banjir di permukiman warga dimulai tadi malam. Pagi hari, Subri mengecek sejumlah sungai yang disinyalir kerap terjadi luapan air.
Lokasi pertama di Sungai Seng dekat Taman Pemrosesan Akhir (TPA) Bestari Jalan Anggrek karena sungai itu adalah hilir dari beberapa sungai di kota. Subri melihat, kendala di Sungai Seng karena jembatannya rendah karena bangunan lama milik Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional.
“Coba kami koordinasikan agar ada upaya perbaikan secepatnya atau ada langkah-langkah yang lain. Kami juga sudah berusaha mencegah terjadinya penumpukan sampah dengan bikin screen, mengeruk, tapi itu tidak permanen. Beberapa sungai dari selatan larinya memang kesini semua,” jelas wawali yang ahli di bidang kontruksi ini.
Sedangkan di Sungai Wangkal di Jalan Soekarno Hatta, ada pipa rendah yang masih akan dilacak milik siapa. Rendahnya pipa juga menjadi salah satu penyebab luapan air di sungai lebih cepat ditambah tumpukan sampah. Saat dibersihkan, sungai tersebut didapati sampah yang menghambat air, khususnya sampah dari sawah (tumbuhan sisa panen).
“Kami mempelajari, karena hujan ini menjadi penyebab Kota Probolinggo terjadi genangan air. Ini tidak bisa disepelekan. Jangan sampai menunggu seperti daerah lain. Polanya kenapa, apa karena sumbatan atau drainase yang kurang baik atau kenapa?,” jelas wawali.
Subri menyebutkan sungai yang berpotensi terjadi luapan air ada di Sungai Wangkal, Sungai Seng, Sungai Kapuran dan di Kademangan. “Tapi begini, penyebab utama adalah sampah masyarakat yang luar biasa sehingga butuh penanganan ekstra keras. Normalisasi sudah dimulai oleh Dinas PUPR dan Perkim,” tuturnya.
Mendampingi Wawali Subri, Kabid Sumber Daya Air Andung Tjahjono menambahkan, secara teknis yang mendesak dalam mengantisipasi banjir di musim hujan adalah membersihkan saluran dari sampah dan pengerukan di saluran-saluran yang memiliki sedimentasi tinggi sehingga kapasitas saluran semakin mengecil.
“Sampah dulu kami bersihkan terus lanjut pengerukan. Sekarang kami laksanakan di saluran (di daerah) Belokan perbatasan Kelurahan Sumber Taman dan Sukoharjo, tepatnya di Jalan Sunan Kudus ke timur. Mulai kemarin 7/1/2020 sudah pengerukan sedimentasi. Selanjutnya ke tempat-tempat lain,” bebernya.
Tidak hanya di Bidang Sumber Daya Air, beberapa bidang di Dinas PUPR dan Perkim juga melaksanakan normalisasi di saluran drainase (pematusan) seperti Bidang Bina Marga. “Kami bersinergi terkait antisipasi banjir dan cuaca ekstrim akhir-akhir ini,” imbuh Andung.
Sejumlah personil dan alat berat milik Dinas PUPR dan Perkim pun sudah disiapkan. Seperti di Dam Kelep Jalan Prof Hamka sudah siaga eksavator ukuran besar, karena termasuk lokasi rawan sebab saluran hulunya di wilayah Kabupaten Probolinggo. “Kalau disini (kota) tidak hujan tapi kabupaten hujan deras, kita harus siap-siap. Bego juga siap di Sumber Wetan dan Jrebeng Lor,” tambah Andung.(Wap)

Tags: