Wali Kota Probolinggo Launching Kampung KB

Wali Kota Probolinggo Rukmini   Cangkruan Sekaligus Launching Kampung KB.

Wali Kota Probolinggo Rukmini Cangkruan Sekaligus Launching Kampung KB.

Probolinggo, Bhirawa
Diskominfo berkolaborasi dengan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB (BPPKB) menggelar cangkru’an sekaligus launching Kampung KB. Lokasinya di RW 3 Kelurahan Pilang Kecamatan Kademangan.
Ratusan kader BKB, kader PIK Remaja, dan warga Pilang berkumpul untuk menyimak materi seputar Kampung KB. Salah satunya, Lurah Pilang Mohammad Slamet Efendi tampil sebagai narasumber
Ada kriteria khusus untuk bisa ditetapkan sebagai Kampung KB, karena begitu kompleks permasalahan yang dihadapi. Dengan tujuan meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengatasi segala persoalan itu. Hal ini diungkap oleh Walikota Hj Rukmini, Rabu 23/3.
Mengingat Kampung KB merupakan miniatur pelaksanaan program KB secara terpadu dan komprehensif, di tingkat lini lapangan yakni kelurahan dan RW alias kampung.
“Kampung KB ini berupaya memberdayakan dan memberi kemudahan untuk memperoleh pelayanan total program KB, sehingga terwujud generasi yang berkualitas. Bahkan melalui mobil keliling, pemasangan alat kontrasepsi gratis bagi gakin,” katanya.
Selanjutnya, launching Kampung KB ditandai dengan pemukulan gong oleh walikota didampingi wakil walikota, perwakilan BKKBN Propinsi Jawa Timur, dan Kepala BPPKB. Hadir pula anggota FKPD, Ketua DPRD, Kepala Satker, Camat dan Lurah se-Kota.
Lebih lanjut walikota Rukmini mengatakan, peserta KB aktif di Kota Probolinggo pada tahun 2015 mencapai 34.323. Peserta KB aktif di Kota Probolinggo  pada tahun 2015 mencapai 34.323 akseptor atau berkurang 7,70 persen dibanding tahun 2014
Piramida penduduk Kota Probolinggo memperlihatkan adanya perubahan arah perkembangan penduduk, yaitu pada kelompok penduduk usia 0-4 tahun yang jumlahnya lebih rendah dari kelompok diatasnya (5-9 tahun). Hal ini menggambarkan bahwa dalam periode lima tahun terakhir jumlah kelahiran lebih rendah dibanding periode sebelumnya.
Ditinjau dari jumlah pasangan usia subur (PUS) di Kota Probolinggo, pada tahun 2015 terjadi penurunan dari 47.756 PUS (2014) menjadi 44.947 PUS, sementara itu peserta KB aktif  juga menurun dari 37.189 PUS (2015) menjadi 34.323 PUS (2014) atau berkurang 2.866 PUS.
Cara KB mana yang digunakan oleh pasangan usia subur (PUS) pada suatu daerah akan bermanfaat dalam penajaman sasaran kebijakan pengendalian kelahiran. Pada tahun 2015, sebanyak 36 persen akseptor KB menggunakan alat kontrasepsi suntikan. Sedangkan yang menggunakan tablet (pil) mencapai 25 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar peserta KB memakai alat/cara KB modern jangka pendek yang sangat tergantung pada ketersediaan dan juga pada kedisiplinan penggunanya, ungkapnya.
Sementara itu, pemakaian alat kontrasepsi pria yaitu kondom dan sterilisasi pria (vasektomi) amat rendah masing-masing 2 persen (kondom) dan 0,005 persen (MOP). Fenomena ini menggambarkan bahwa dalam pengambilan keputusan penggunaan alat kontrasepsi, perempuan lebih dominan dibanding laki-laki, tambahnya.(Wap)

Tags: