Wali Kota Probolinggo Pantau Penyaluran Bansos dan Vaksinasi

Wali kota Hadi serahkan bansos kepada penerima diatas becak.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Pastikan Bansos Tepat sasaran dan Pelaksanaan Vaksinasi Sesuai Target

Pemkot Probolinggo, Bhirawa
Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin mendatangi lokasi penerimaan beras yang diserahkan kepada masyarakat dalam rangka penanganan khusus bagi kelompok rentan, salah satunya adalah Kecamatan Kanigaran. didampingi Camat Kanigaran Agus Riyanto dan Kabid Rehabilitasi Perlindungan Jamsos Dinsos P3A Pramito Legowo, Habib Hadi langsung menuju pendapa guna melihat langsung pelaksanaan penyaluran bantuan beras.

Bantuan beras ini 88diberikan kepada 27.936 KK se- Kota Probolinggo, setiap KK mendapatkan 20 kg beras. Sementara itu di Kecamatan Kanigaran sebanyak 2.395 KK, berlangsung selama 4 hari penyaluran bansos, terhitung mulai tanggal 6-9 Desember.

“Tahun ini, tentunya kita mengantisipasi adanya pembatasan Nataru (Natal dan Tahun Baru). Supaya tidak ada komplain atau protes dari masyarakat, kita berikan bantuan sembako ini. Sebagai upaya pemerintah kota untuk terus melakukan suatu hal yang bermanfaat bagi warganya,” tutur Habib Hadi di sela kunjungannya, kamis (9/12).

Bantuan ini berasal dari APBD Kota Probolinggo, di luar bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi. “Mudah-mudahan ini (bansos) bermanfaat dan berjalan lancar. Karena banyaknya yang mendapat itu dibagi sesuai protokol kesehatan, tidak boleh berkerumun,” terangnya.

Sekaligus untuk memaksimalkan program vaksinasi, pihaknya menyiapkan pos vaksin di masing-masing penyaluran bansos. “Dan yang paling penting, bagi yang belum vaksin, kita siapkan di masing-masing tempat pembagian sembako itu untuk vaksin. Khususnya bagi para lansia untuk meningkatkan imunitas daya tahan tubuh dalam menghadapi dan menekan lonjakan apabila di musim libur ini banyak orang yang beraktivitas luar kota,” tuturnya.

Selanjutnya, Habib Hadi meninjau tempat vaksin yang terletak di pojok belakang Kecamatan Kanigaran. Disitu, ada seorang nenek berusia 67 tahun, yang terlihat semangat mengikuti vaksin di tempat dengan tenang. Sebelumnya Nenek Nasikan menjalani skrining, semuanya hasilnya normal, baik suhu tubuh dan tekanan darahnya baik.

Bansos ini tidak hanya ada di Kecamatan Kanigaran, melainkan di beberapa titik di 29 kelurahan yang ada di Kota Probolinggo.

Menurut agama Islam berobat hukumnya yaitu wajib. Vaksinasi merupakan ikhtiar dalam berobat. Dalam pandangan ini vaksinasi tidak hanya merupakan kepentingan pemerintah, melainkan juga merupakan kepentingan hukum Islam. Dalam menghadapi wabah atau pandemi Covid-19 di Indonesia, umat Islam termasuk korban terbesar.

Terdapat banyak ulama serta umat Islam yang meninggal diakibatkan terpapar oleh Covid-19. Namun di tengah merebaknya wabah Covid-19 ini terdapat fakta yang menyedihkan di Indonesia. Hal tersebut yaitu terdapat dai yang melarang penerapan protokol kesehatan serta melarang pelaksanaan vaksinasi. Padahal MUI sudah mengeluarkan berbagai fatwa mengenai pandemi.

Maka dari itu masyarakat harus lebih bijak lagi dalam menyikapi sesuatu hal dan harus memastikan kebenaran suatu berita berdasarkan sumber yang tepat, pinta Habib Hadi.

Dampak yang dihasilkan dari kegiatan vaksinasi Covid-19 yang diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia bersama Polsek Wonoasih, Perusahaan Tahu Proma, dan Takmir Masjid Nurul Hasan Kedungasem yaitu membuat masyarakat yang pada awalnya merasa takut untuk divaksin kini telah berani.

Hal ini karena telah dijelaskan oleh Majelis Ulama Indonesia bahwa vaksin itu aman dan halal. Selain itu pada saat proses pelaksanaan kegiatan vaksinasi Covid-19 ini diawasi oleh polisi. Jadi, masyarakat tidak perlu cemas dan takut terhadap dampak yang ditimbulkan setelah divaksin. Selain itu dampak dari kegiatan vaksinasi ini yaitu masyarakat setempat yang awalnya banyak yang belum divaksin, kini menjadi senang dikarenakan mereka bisa mendapat vaksin.

Apalagi tempat vaksin tidak jauh dari lokasi masyarakat tinggal, yaitu di Sekretariat MUI Kecamatan Wonoasih / Masjid Nurul Hasan Kedungasem, lanjutnya.

Peran lembaga agama seperti Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Wonoasih ternyata sangat penting dalam menghadapi wabah serta menciptakan perubahan sosial. Dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Wonoasih menyelenggarakan kegiatan vaksinasi Covid-19 guna mendukung pemerintah dalam percepatan vaksinasi Covid-19.

Dengan diselenggarakannya kegiatan tersebut tentu saja berbuah kebaikan bagi masyarakat. Selain itu Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Wonoasih juga telah menciptakan perubahan sosial. Dalam hal ini Majelis Ulama Indonesia Kecamatan Wonoasih mengubah pandangan masyarakat yang awalnya takut divaksin, menjadi tidak takut lagi pada vaksin. Masyarakat mulai mengerti fakta sebenarnya bahwa vaksin itu aman dan halal.

aMemang segala sesuatu yang berkaitan dengan agama lebih mudah dipahami serta dipercaya oleh masyarakat. Dalam hal ini agama berperan dalam merekatkan hubungan sosial masyarakat. Tentu saja ini didasari oleh ajaran agama yang mengajarkan bahwa umat Islam harus taat pada pemimpin / ulama serta mengutamakan keselamatan diri sendiri maupun orang lain.

Dengan begitu agama juga berperan penting bagi kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan yang harus diterapkan bersama. Jika kita berperilaku disiplin maka kita telah menjaga diri sendiri dan juga orang lain. Maka dari itu sebagai umat Islam harus bersama-sama memperkuat keimanan dan berdoa agar selalu diberi keselamatan serta pandemi Covid-19 dapat segera berakhir, tambahnya.(Wap)

Tags: