Wali Kota Probolinggo Perbolehkan Shalat Idul Fitri dengan Syarat

Wali kota Hadi perbolehkan sholat id di masjid melalui video conference .[wiwit agus pribadi/bhirawa]

MUI Minta Khotib Percepat Shalat Idul Fitri
Kota Probolinggo, Bhirawa
Menyambut lebaran, Pemerintah Kota Probolinggo menyampaikan sejumlah imbauan yang diharapkan dipatuhi oleh masyarakat. Salah satunya, wajib menerapkan protokol kesehatan. Masyarakat diimbau menggunakan masker, menjaga kebersihan, mencuci tangan dengan sabun. Serta, hindari kerumuman untuk melindungi diri sendiri dan keluarga. Pemerintah dalam hal ini hanya bisa memberikan imbauan, selanjutnya komitmen masyarakat yang melaksanakannya.
“Kami tidak mempersulit, tetapi imbauan ini semata-mata bentuk pemerintah melindungi warganya. Pesan saya, yang mau melaksanakan shalat Idul Fitri silahkan, tapi tolong jaga kesehatannya, supaya tidak terpapar COVID 19,” kata Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin, dalam rilisnya bersama media melalui video conference dan live facebook di akun Pemerintah Kota Probolinggo, Kamis 21/5/2020 malam.
Masyarakat pun diminta membawa sajadah sendiri jika akan mengikuti shalat di masjid atau musala. “Diatur sendiri. Jangan sampai karena kecerobohan, justru membawa hal yang tidak diinginkan. Sebenarnya shalat Idul Fitri di rumah tidak masalah, tidak mengurangi keimanan dan ketakwaan sebagai umat Islam. Ibadah adalah kewajiban kita semua,” sambung Habib Hadi-sapaan wali kota.
Wali Kota Habib Hadi mempersilahkan yang mau melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid. Namun, pada malam hari sebelum shalat diadakan, takmir harus membersihkan masjid terlebih dahulu. Mulai dari menggulung karpet, membersihkan handle tempat wudhu dan sebagainya. Takmir bisa melaporkan ke kelurahan untuk dilaporkan penyemprotan disinfektan agar bisa menekan penyebaran COVID 19 karena rawan kerumunan masyarakat.
“Insyaallah semua sehat asal menjalankan imbauan pemerintah. Setelah shalat permohonan maaf tidak perlu berjabat tangan yang penting ucapkan dengan keikhlasan lahir batin. Tolong ini dijaga,” pesannya.
Wali kota mengungkapkan, umat Islam boleh shalat di rumah atau masjid. Tapi, apabila ada keluarga yang sudah lanjut usia, Habib Hadi minta agar lebih baik melaksanakan shalat di rumah tidak perlu ke tempat keramaian. “Karena situasi ini bukan seakan-akan virus tidak ada. Virus ini ada, jadi harus jaga diri dan lakukan yang terbaik,” tegasnya.
Habib Hadi menyadari, sudah beberapa lama masyarakat menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan. “Memang jenuh, tapi jangan lalai dengan protokol kesehatan karena disitulah tantangan yang sebenarnya. Saya tidak mau ada lonjakan pasien konfirm positif di Kota Probolinggo setelah Idul Fitri diakibatkan kelalaian melakukan protokol kesehatan,” tegas bapak tiga anak yang juga membahas larangan mudik bagi warga yang datang ke Kota Probolinggo.
Selain memperbolehkan shalat Idul Fitri dengan sejumlah syarat, Pemkot Probolinggo melarang adanya takbir keliling. Takbiran cukup dilaksanakan di masjid dan musala saja. “Tidak boleh ada kegiatan semacam itu. Di masjid dan musala lebih afdol dari pada keliling-keliling banyak mudharat dari pada mashlahatnya,” tegas wali kota.
Wawali Mochammad Soufis Subri menegaskan Kota Probolinggo lebih mengutamakan kebersamaan dan kondusifitas. Sehingga, tidak perlu ada polemik yang dimunculkan. Intinya adalah bagaimana masyarakat bisa saling menghargai satu sama lain.
Ia menyampaikan, sesuai hasil vidcon dengan Kapolda Jawa Timur dan Pangdam Brawijaya beberapa waktu lalu, masjid dan musala yang mengadakan shalat Idul Fitri akan mendapat pengawsan pihak terkait yakni TNI-Polri.
“Untuk itu, jangan marah jika nanti diingatkan oleh petugas. Saling menghormati dan saling menerima masukan. Intinya, wajib menggunakan masker, jarak itu pasti dan suhu tubuh di atas 37-38 bisa dilokalisir, sebaiknya tidak ikut shalat atau dipulangkan,” ujar wawali.
Kesempatan berkumpulnya banyak orang, menurut Subri memiliki risiko. Tetapi, yang dikedepankan dalam memutuskan kebijakan ini adalah ibadah dan kebersamaan. “Sonjo (silaturahmi ke rumah-rumah) secara virtual saja. Banyak cara lain, gunakan teknologi yang ada. Jaga lebaran tahun ini agar bisa berlebaran lagi tahun depan,” terangnya.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo Kiai Nizar Irsyad mendukung apa yang disampaikan oleh Wali Kota Hadi Zainal Abidin. Pihaknya berterimakasih kepada Pemerintah Kota Probolinggo yang telah memberi kelonggaran pada masyarakat yang akan melaksanakan shalat Idul Fitri di masjid dan musala atau lapangan.
Ia mengajak umat Islam membaca takbir sebanyak-banyaknya menyambut kehadiran Idul Fitri 1441 H. Karena Idul Fitri tahun ini tidak sama seperti tahun lalu karena saat tengah di kondisi pandemi COVID 19.
“Ikuti protokol kesehatan dengan ketat. Masyarakat kami minta untuk melakukan pembersihan di masjid dan musala, penyemprotan disinfektan, cuci tangan, bawa sajadah sendiri dan juga jaga jarak saat shalat, tidak ada jabatan tangan,” ujar Kiai Nizar yang ikut dalam vidcon bersama wali kota, Wawali Mochammad Soufis Subri dan Sekda drg Ninik Ira Wibawati.
MUI juga mengimbau pada umat Islam tidak ada takbir keliling dan pesta kembang api. “Khotib kami minta mempercepat shalat serta memperbanyak doa pada Allah SWT semoga musibah COVID 19 segera berakhir,” imbuhnya.
Takmir masjid pun dituntut kreatif dengan memecah kerumunan. Bila lokasi masjid tidak cukup, agar tidak berdesakan maka shalat bisa dilaksanakan di halaman lapangan terdekat. “Takmis harus disiplin betul untuk menjaga keselamatan bersama,” tambah Kiai Nizar.(Wap)

Tags: