Wali Kota Probolinggo Serahkan Keranjang dan Gerobak Sampah

Atasi permasalahan lingkungan, habib hadi serahkan Keranjang sampah.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Atasi Permasalahan Lingkungan

Pemkot Probolinggo, Bhirawa.
Gegap gempita kemeriahan rangkaian Refleksi 4 Tahun Kepemimpinan Wali Kota Habib Hadi mulai terasa. Habib Hadi menerima keranjang sampah dari Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Sasa Inti yang diserahkan oleh General Manager Supriyanto, di panggung utama Alun-alun Kota Probolinggo.

Keranjang sampah itu lantas diserahkan Habib Hadi pada Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Rachmadeta Antariksa untuk diteruskan pada perwakilan masyarakat yang tergabung dalam Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL).

Ditemui disela-sela acara berlangsung, Plt Kepala DLH Rachmadeta Antariksa, Senin (30/1) mengatakan penyerahan keranjang ini merupakan tindak lanjut atas permohonan yang diajukan oleh RT/RW yang selama ini melakukan pembersihan di lingkungan di wilayahnya.

Tak hanya keranjang sampah, di momen tersebut Wali Kota Habib Hadi Zainal Abidin didaulat untuk memberikan gerobak sampah kepada Mohamad Haris Junaidi dan Abdul Kholik warga asal Kecamatan Mayangan, dan Zainul Wahid serta Junaidi warga Kecamatan Kanigaran. Total sekitar 25 keranjang sampah karet ban cat variasi dan 18 gerobak dorong telah diberikan. “Ini adalah bentuk support pemerintah, termasuk gerobak dorong yang tadi kita serahkan,” katanya.

`Pria yang akrab disapa Deta itu berharap, bantuan yang diberikan betul-betul dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Serta pengelolaan sampah di lingkungan bisa dilakukan secara maksimal. Utamanya sampah yang berasal dari rumah tangga. “Dengan adanya gerobak sampah yang tadi kita serahkan, semoga pengelolaan lingkungannya lebih masif lagi lah, ya kan. Sehingga TPS-TPS kita yang selama ini kurang berfungsi, dapat difungsikan lebih baik lagi,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Deta juga menjelaskan terkait penanganan pohon yang berdaun lebat dan berpotensi roboh. Pihaknya juga telah melakukan upaya pemangkasan terhadap ranting-ranting pohon setiap harinya. Sehingga beban pohon tidak terlalu berat, utamanya ketika ada angin puting beliung.

Namun segala upaya tersebut, menurutnya, akan sia-sia apabila tidak didukung dengan perilaku masyarakat. “Jangan membakar akar pohon. Kalau ada (pohon dengan kondisi) rawan timbang, sampaikan saja. Kami yang eksekusi,” pesannya.

Deta juga mengingatkan masyarakat terkait kondisi Kota Probolinggo yang mulai memasuki musim penghujan. Ia mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. Dan tidak berteduh di bawah pohon kala sedang terjadi hujan lebat.

“Berhati-hati saat kondisi hujan, jangan berteduh di bawah pohon,” tuturnya.

Selain itu pada musim penghujan ini Dinas Lingkungan Hidup atau DLH Kota Probolinggo, melakukan pemangkasan atau pemotongan pohon di beberapa ruas jalan kota. Salah satu caranya adalah memotong dengan metode poni pohon.

Pemotongan poni pohon ini dilakukan DLH Kota Probolinggo menjelang musim hujan tiba. Selain untuk mengantisipasi bencana utamanya pohon tumbang akibat angin kencang, juga untuk mempercantik wajah kota.
Pemotongan poni pohon di beberapa ruas jalan di Kota Probolinggo ini sudah dilakukan DLH Kota Probolinggo sejak beberapa waktu lalu. DLH melakukan pemotongan poni pada pohon-pohon yang dianggap mengganggu, dan rawan roboh, ungkap Deta.

DLH sudah melakukan pemotongan atau pengeprasan pohon di sejumlah jalan protokol Kota Probolinggo dengan cara poni pohon. Metode poni pohon ini yakni memotong bagian teratas pohon, serta merapikan bagian ranting-ranting pohon.

“Metode pemotongan pohon dengan metode poni ini cocok dilakukan di pohon yang berumur tua yang banyak tersebar di Kota Probolinggo. Sehingga saat ada angin kencang, pohon yang sudah dipotong poninya ini risiko roboh akan berkurang,” ujar Kabid Konservasi dan Pertamanan DLH Kota Probolinggo, Suciati Ningsih.

Pemotongan pohon dengan metode poni ini juga memperindah saat pohon tersebut tumbuh kembali. Selain membuat pohon semakin rindang, juga pertumbuhan antara pohon satu dan pohon lain yang dipotong metode poni juga akan sama tingginya dan akan tampak indah.

Sebelum menggunakan metode pemotongan poni pohon, DLH kota Probolinggo melakukan studi referensi saat berkunjung ke Kota Surabaya. DLH mempelajari pola pemotongan pohon di sepanjang ruas jalan di Kota Surabaya.

“Saya melakukan studi referensi ke Kota Surabaya. Saya memperhatikan secara detail pohon-pohon besar di Surabaya tingginya rata-rata sama. Dan saya lihat saat melakukan pemotongan, bagian atas pohon yang dikepras atau dipotong. Selain membuat tinggi pohonnya sama juga akan mempercepat tumbuhnya tunas-tunas baru, yang membuat pohon-pohon tersebut tampak lebih rindang,” jelas Suci.

Metode potong poni ini sudah dilakukan di sejumlah ruas jalan di Kota Probolinggo. Antara lain di Jalan Pahlawan, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Ahmad Yani, Jalan Cokroaminoto dan sejumlah ruas jalan lainnya.

Pemotongan poni pohon cocok dilakukan saat peralihan musim seperti saat ini, yakni peralihan musim kemarau ke musim hujan. Metode ini cocok diterapkan saat peralihan musim kemarau ke hujan. Sehingga ketika musim hujan telah usai, pertumbuhan pohon akan bagus dan mempercantik kota,” terangnya. Kota Probolinggo saat ini juga bersiap akan bencana hidrometeorologi yaitu bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti angin, hujan, suhu dan kelembaban.

Salah satu penyebabnya adalah perubahan suhu dan perubahan iklim.
Salah satunya DLH Kota Probolinggo untuk terus memantau pohon-pohon yang rentan roboh saat musim hujan yang disertai angin. Serta melakukan pemangkasan poni pohon untuk mengurangi risiko roboh, tambahnya.(Wap.hel)

Tags: