Wali Kota Risma Akui Penyebab Banjir Surabaya adalah Tumpukan Sampah

Wali Kota Tri Rismaharini ketika membersihkan saluran dari sumbatan sampah, Sabtu (25/11). [trie diana/bhirawa]

Pemkot Surabaya, Bhirawa
Pasca hujan lebat yang mengakibatkan banjir di wilayah Surabaya Barat dan sejumlah wilayah lain membuat Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung melakukan pengecekan dan pembersihan gorong-gorong di sekitaran Bundaran Dolog Jalan A Yani, Sabtu (25/11).
Menggunakan sepatu kebersihan berwarna ungu, Risma yang ditemani Kepala Dinas PU Bina Marga Erna Purnawati memimpin langsung dan membersihkan gorong-gorong yang ada di sekitar Jalan A Yani depan Taman Pelangi, Ketintang dan Gayungan.
Dibantu alat berat, Risma, OPD terkait, petugas dari satgas pematusan dan Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) melakukan pembersihan gorong-gorong secara bertahap. Terlihat Risma memerintahkan Kepala Dinas PU Bina Marga Erna untuk menyuruh anak buahnya mengambil beberapa alat kebersihan. ”Tolong ambilkan pacul dan glansing,” kata Risma.
Risma langsung melakukan pembersihan di sela-sela selokan menggunakan sekrup dan mengangkat kotoran yang ada di dalam sungai. ”Ayo kabelnya diangkat terus dibersihkan kotorannya,” ucapnya.
Usai memberi arahan kepada petugas, Risma kemudian berpindah tempat dan kembali memerintahkan petugas satgas untuk membersihkan selokan yang ada di seberang Kantor Dinas Pertanian Ketahanan Pangan.
Tidak lama kemudian, Risma berpijak ke depan sungai yang letaknya tak jauh dari lokasi. Sembari menenteng handy talkey, dia memantau dan berkomunikasi dengan beberapa petugas terkait pembersihan kali.
Sembari duduk dan mengawasi anak buahnya membersihkan kali, Risma menuturkan kepada awak media bahwa curah hujan yang turun tadi malam sangat deras dan mengakibatkan banjir. Banjir itu, lanjut Wali Kota, disebabkan karena banyaknya sampah yang menumpuk sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar.
”Biasanya kalau hujan deras itu kekuatannya 90 meter kibik, tapi tadi malam hampir 124 meter kibik, itu super lebat,” terangnya. Ditanya soal banjir yang kemudian mengakibatkan kemacetan cukup parah di daerah benowo, tandes dan sememi, Wali Kota menegaskan bahwa saluran di wilayah sememi belum jadi.
”Insyaalah kalau sudah jadi seperti wilayah yang ada di banyu urip,” tutur Wali Kota perempuan pertama di Surabaya. Dikatakan Wali Kota, saluran yang ada di jalan banyu urip sebelumnya dikerjakan oleh pemerintah pusat, namun tiba-tiba pembangunan berhenti selama 2 tahun.
Pemkot, kata dia, hanya menunggu dan tidak bisa melakukan apa-apa, tetapi akhirnya pemkot tetap mengusahakan agar pembangunan saluran terus berjalan.
”Kalau tidak diteruskan kan, kasihan warga sekitar dan seandainya pembangunan saluran di banyu urip jalan terus, insyallah sudah kelar itu,” pungkasnya. [dre]

Tags: