Wali Kota Risma Buka PTM SMP Awal Desember

Tri Rismaharini

Surabaya, Bhirawa
Pemkot Surabaya berencana menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk jenjang SMP pada awal Desember 2020. Sedangkan untuk jenjang SD akan dilakukan pada Januari 2021. Sekarang Pemkot tengah mempersiapkan secara matang agar PTM itu berjalan baik dan lancar.
Menurut Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, kini para guru sudah masuk untuk menyiapkan Protokol Kesehatan. Nantinya akan ada tim khusus untuk melihat, apakah sekolah itu sudah siap atau belum untuk menyelenggarakan PTM.
“Kalau siap, pada awal Bulan Desember ini sekolah bisa dibuka untuk SMP dulu. Nanti selama satu bulan dibuka, akan ada evaluasi. Dari evaluasi itu nanti akan diketahui, apakah mungkin untuk dimulainya SD juga menggelar PTM,” tutur Wali Kota Risma, Selasa (24/11).
Meski membuka PTM untuk SMP, Wali Kota Risma memastikan jika sekolah itu tidak dibuka untuk keseluruhan siswa. Namun hanya 50% siswa saja. Sehingga kemungkinan nantinya siswa akan sehari masuk, sehari libur.
“Saya tidak berani melepas semua. Sebab nanti akan berkaitan dengan Protokol Kesehatan (Prokes) . Sebelum masuk juga para guru dan murid akan dilakukan tes swab. Minggu ini akan dimulai tes swabnya. Untuk guru sudah mulai. Kemarin ada yang positif, tapi sekarang sudah negatif,” terangnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah menginstruksikan tenaga pendidik maupun non pendidik di SD dan SMP mulai masuk ke sekolah pada Senin, (23/11). Hal tersebut berdasarkan surat edaran Wali Kota Surabaya Nomor 800/10371/436.7.1/2020 tentang Pengaturan Kerja di Kantor.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara menambahkan, mulai besok guru SD dan SMP di Surabaya kembali masuk ke sekolah. Ini dilakukan dalam rangka persiapan PTM.
“Apalagi kemarin juga ada keputusan SKB (Surat Keputusan Bersama) menteri yang menyatakan, kewenangan terhadap pelaksanaan PTM itu dikembalikan kepada daerah masing – masing. Itu sebagai langkah awal yaitu dengan memasukkan seluruh guru baik negeri maupun swasta SD dan SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah,” kata Febri.
Febri menjelaskan, jika sebelumnya tenaga pendidik melakukan Work From Home (WFH), yakni kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah. Nah, dengan mulai masuknya guru SD dan SMP ini menjadi langkah awal persiapan melakukan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
“Terhadap para guru ketika nantinya setelah sekolah-sekolah yang akan diverifikasi maupun di assessment oleh Tim Satgas Covid 19, juga Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan mana – mana yang bisa untuk menggelar PTM, maka akan segera dilaksanakan PTM,” ungkap dia.
Meski begitu, bagi para guru SD – SMP atau karyawan di sekolah yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, Pemkot mengimbau untuk tetap melakukan WFH atau kerja dari rumah. ”Di dalam Surat Edaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya terkait untuk guru masuk semua, itu ada batasan – batasan. Tentunya para guru yang memiliki penyakit bawaan ataupun komorbid itu untuk sementara tetap melaksanakan WFH,” katanya.
Sementara untuk pengawasan, Febri mengaku, jika Dinas Pendidikan sudah menyediakan laman aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Guru Surabaya (SIAGUS). Di aplikasi ini semua aktivitas baik absen maupun kegiatan belajar mengajar guru di Surabaya tercatat.
“Jadi terpantau semua, seandainya dia ada sakit apa, kemarin sudah di swab terus kemudian hasilnya negatif atau positif di situ juga mereka melakukan input. Jadi memang kesadaran dari guru ini yang sangat dipentingkan untuk bisa tercapainya sekolah tatap muka yang ada di Kota Surabaya,” jelasnya. [iib]

Tags: