Wali Kota Risma Kunjungi Museum NU

Wali Kota Tri Rismaharini ketika mengunjungi Museum NU, Senin (8/1). [trie diana/bhirawa]

(Janjikan Jadi Tujuan Destinasi Wisata Surabaya)
Pemkot Surabaya, Bhirawa
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengunjungi museum Nahdlatul Ulama (NU) di Jalan Gayungsari Timur 35 untuk melihat jimat kakek buyutnya yang tersimpan di museum tersebut, Senin (8/1).
Dalam kunjungannya tersebut, Risma disambut langsung oleh Ketua PCNU Surabaya Dr H Muhibbin Zuhri dan Ketua Dewan Kurator Museum NU Drs H Choirul Anam.
”Saya sering ke sini tapi kalian saja yang tidak tahu. Di museum ini banyak barang peninggalan Mbah Jayadi yang saya titipkan di sini,” ujar Risma di sela-sela melihat barang peninggalan barang peninggalan kakek buyutnya yang dikenal sebagai tokoh pendiri NU di wilayah Madiun.
Risma menjelaskan barang-barang peninggalan Mbah Jayadi sengaja dititipkan ke Museum NU karena kakek buyutnya tersebut merupakan tokoh penggerak NU di masa-masa awal berdiri.
“Biar nanti generasi penerus NU tahu sejarah tokoh-tokohnya. Mbah Buyut saya itu makamnya di Gunung Lawu, waktu kecil saya sering diajak bapak saya ziarah ke sana,” jelasnya.
Sementara Ketua PCNU Surabaya Dr H Muhibbin Zuhri mengatakan barang peninggalan (koleksi) Mbah Kiai Jayadi mulai dititipkan Risma sejak 2006 silam.
“Totalnya ada lima barang, yaitu keris, endok beldeg, pelat bahu dan gaman tumpak dua buah,” terangnya.
Barang-barang itu, menurut Muhibbin, adalah jimat/sikep (barang bertuah) untuk perisai diri bagi pemakainya. Sebab menurut cerita, kakek buyut Risma adalah salah satu panglima perang Pangeran Diponegoro saat perang melawan penjajah.
“Khusus koleksi endok bledeg itu konon katanya bisa memberikan isyarat kalau mau terjadi pagebluk atau musibah, akan bergerak. Itu terbuat dari kuningan,” jelasnya.
Ditambahkan Muhibbin, Risma juga ingin menjadikan Museum NU sebagai salah satu destinasi di Kota Pahlawan sehingga Pemkot Surabaya akan mendorong Museum NU menjadi lebih aksesibel dan layak dikunjungi oleh masyarakat untuk belajar bagaimana tokoh-tokoh NU di masa lalu.
“Kalau koleksi benda di museum NU sekitar 240 benda, itu belum termasuk koleksi dokumen yang mendominasi. Setiap hari kerja buka mulai pagi hingga sore kecuali Senin tutup,” kata dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini. [dre]

Rate this article!
Tags: