Wali Kota Risma Masuk Peringkat Ketiga Wali Kota Terbaik Dunia

Tri Rismaharini

Tri Rismaharini

Pemkot, Bhirawa
Pengumuman wali kota terbaik dunia 2014 membawa kebanggaan tersendiri bagi publik Kota Pahlawan. Ini karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menduduki peringkat ketiga atau second runner-up dalam daftar sepuluh teratas Wali Kota Paling Berprestasi versi World Mayor Prize (WMP).
Kepala Bagian Kerjasama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya Ifron Hady Susanto menyambut baik prestasi yang diraih Wali Kota Tri Rismaharini.
Menurut Ifron, kabar baik ini akan semakin meningkatkan reputasi Kota Surabaya di kancal global. Apalagi, reputasi menjadi hal yang teramat penting bagi suatu kota dalam era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 2015 ini.
”Momen ini bisa juga memacu rasa percaya diri warga Surabaya bahwa kita sejatinya juga bisa bersaing dengan kota-kota lain di dunia,” kata Ifron, Selasa (3/2).
Hal senada juga disampaikan Kepala Bagian Humas M Fikser.  Menurutnya tidak hanya di Surabaya tapi juga seluruh Indonesia, merasa turut menikmati capaian prestasi ini.
”Penghargaan yang diberikan harus memunculkan rasa kebanggaan bahwa ini kemenangan bersama. Ini prestasi yang juga harus bisa dimiliki atau dinikmati oleh seluruh masyarakat,” ujarnya.
Ajang penghargaan yang digelar dua tahun sekali ini diselenggarakan oleh City Mayor yang merupakan yayasan non komersial bertaraf dunia.
Adapun fokus yayasan yang didirikan pada 2003 tersebut yakni mendukung, mendorong, serta memfasilitasi pemerintah daerah di seluruh dunia dalam penerapan sistem pemerintahan yang baik.
Sebagaimana dilansir website www.worldmayor.com, nama Tri Rismaharini hanya berada di bawah Naheed Nenshi (Wali Kota Calgary – Kanada) yang berada di urutan pertama dan Daniel Termont (Wali Kota Ghent – Belgia) pada posisi kedua.
Berdasar daftar tersebut, Risma mampu mengungguli sederet kepala daerah negara lain, yakni Carloz Oscariz (Wali Kota Sucre – Venezuela), Jed Patrick Mabilog (Wali Kota Iloilo City – Filipina), Albrecht Schroter (Wali Kota Jena – Jerman), dan Annise Parker (Wali Kota Houston – AS). Di samping itu juga Yiannis Boutaris (Wali Kota Thessaloniki – Yunani), Giusy Nicolini (Wali Kota Lampedusa – Italia) serta Aziz Kocaoglu (Wali Kota Izmir – Turki).
WMP dalam situs resminya mengatakan, Risma dikenal sebagai figur enerjik yang antusias mempromosikan kebijakan sosial, ekonomi dan lingkungan secara nasional maupun internasional.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga dinilai berhasil memanfaatkan lahan tak terawat dan menyulapnya menjadi taman kota yang asri.
Saat ini terdapat sebelas taman kota berskala besar dengan berbagai tema. Serta puluhan taman lainnya yang tiap hari dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi warga. Taman-taman tersebut dilengkapi dengan fasilitas wi-fi, taman baca, dan area bermain.
Perhatian Risma akan kesehatan dan pendidikan juga diapresiasi WMP. Penyelenggaraan kesehatan gratis serta peningkatan kualitas puskesmas menjadi salah satu indikatornya. Di sektor edukasi, pada 2014 Pemkot Surabaya mengalokasikan 35 persen dari APBD-nya untuk pendidikan.
Dalam website resminya, WMP juga memuat testimoni publik yang ditujukan kepada masing-masing wali kota. ”Risma menyadari bahwa posisinya sebagai wali kota adalah mandat dari Tuhan yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,” tulis Ahmad M pada kolom typical tribute.
”Pendidikan dan kesehatan gratis bagi warga Surabaya. Saya yakin, Risma bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin di Indonesia, bahkan dunia,” imbuhnya.
Sementara Ghinadhia PA asal Balikpapan memberi apresiasi tentang keberanian mantan Kepala Bappeko Surabaya tersebut menutup lokalisasi.
”Alasan saya merasa dia (Tri Rismaharini) harus menang World Mayor 2014 yakni karena beliau cukup berani menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, Dolly,” tulisnya.[dre]

Tags: