Wali Kota Surabaya Minta Perdalam dan Perluas Boezem Simo Hilir

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat melakukan peninjauan di rumah pompa Petekan.

Surabaya, Bhirawa
Di tengah terik matahari, tak membuat niatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini terhenti untuk meninjau rumah pompa petekan dan boezem Simo Hilir, Selasa (14/1). Tinjauan ini dilakukan untuk memastikan agar Kota Surabaya aman dari banjir.
Dua alat berat berupa excavator, nampaknya sedang melakukan pengerukan sisa-sisa tanah pengurukan yang berada di sisi utara pintu air petekan. Dengan berkemeja putih dan kerudung hitam, Wali Kota Risma nampak memberi arahan menggunakan tangannya kepada operator excavator yang sedang melakukan pengerukan.
Kala itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga sempat mengistruksikan kepada jajarannya untuk mencoba menyalakan genset yang berada di rumah pompa itu. “Alhamdulillah sudah bisa digunakan, tapi karena tadi itu air sungainya ndak cukup, jadi tidak bisa nyedot dia, karena (kapasitas) pompanya memang besar,” kata dia.
Pembangunan rumah pompa petekan, memang fungsinya dibuat berbeda dengan yang lain. Rumah pompa petekan lebih difungsikan untuk menyeimbangkan elevansi permukaan air sungai. Sehingga, air sungai akan tetap stabil dan seimbang. Namun sebaliknya, ketika elevansi permukaan air sungai berlebih, maka juga bisa dipompa menuju ke laut.
“Supaya perahu pariwisata juga masih tetap bisa berfungsi, kemudian juga masih ada untuk pembasahan air tanah kita. Sekarang air laut juga ndak bisa masuk, jadi air kita (sungai Kalimas) sekarang airnya tawar yang ada di situ,” ujar Wali Kota Risma.
Seusai meninjau rumah pompa petekan, Wali Kota Risma kemudian menuju boezem yang berada di kawasan Simo Hilir Surabaya. Di lokasi itu, ia kembali memberikan arahan kepada jajarannya agar boezem itu diperdalam dan diperlebar. Sebab, ia menilai, masih ada tanah aset milik Pemkot Surabaya yang berada di sisi timur dan belum dimanfaatkan.
“Dulu kawasan itu, mulai bukit darmo sampai daerah PTC (Pakuwon Trade Center) ketika hujan deras, air larinya semua ke sana. Nah, kemudian tadi kan memang dibuat nyempit, itu fungsinya supaya air tidak turun (deras) segera, jadi tertampung di situ dulu (boezem), baru airnya turun perlahan,” tutur Wali Kota Risma.
Ia pun berkaca pada pengalaman dahulu. Ketika kondisi hujan deras, aliran air dari kawasan bukit darmo dengan derasnya turun. Sehingga terkadang air melebar hingga ke jalan dan permukiman warga. Makanya kemudian pihaknya membuat boezem itu dengan kondisi sedikit menyempit. “Sehingga nanti baru kalau topping nya (air) tinggi, kita keluarkan airnya. Kita juga akan lebarkan supaya tampunganya lebih banyak lagi,” kata dia.[iib]

Tags: