Wali Murid Apresiasi Pelaksanaan PPDB SMA/SMK Jatim

Para siswa yang didampingi orang tuanya mengambil seragam usai daftar ulang di SMAN 4 Surabaya.

Surabaya, Bhirawa
Proses penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK di Jatim mendapatkan apresiasi dari masyarakat. Calon peserta didik maupun wali murid mengungkapkan kepuasannya atas komitmen pemerintah dalam menjalankan regulasi dalam Permendikbud nomor 51 tahun 2018.
Seperti diungkapkan salah satu wali murid SMAN 15 Shindy Corneli. Warga Wonocolo ini mengakui keberpihakan Pemprov Jatim terhadap kepentingan masyarakat dalam menerapkan sistem zonasi ini. Sebab, siswa yang memiliki nilai Ujian Nasional (UN) tinggi tetap terfasilitasi untuk bersaing dalam PPDB.
“Awalnya sempat shock ketika mendengar ada sistem zonasi. Tapi saya pasrah, dan ternyata Pemprov Jatim membuka peluang untuk siswa dengan nilai UN yang tinggi,” tutur Shindy saat ditemui di sela daftar ulang di SMAN 15 Surabaya, Kamis (24/6).
Shindy mengakui, dalam implementasi PPDB anaknya sendiri sempat terlempar dari jalur zonasi. Dengan jarak rumah sekitar 4 kilo meter dari sekolah, nama putrinya gagal masuk kuota 50 persen menggunakan jarak. “Tapi anak saya akhirnya lolos melalui perankingan nilai UN. Dari sekitar 120 yang diterima jalur UN, anak saya nomor urut 106,” tutur dia.
Shandy menuturkan, putrinya bernama Nadia mendapat nilai UN 373 dengan rata-rata 93. Shandy mengakui, penerapan sistem zonasi mendapat respon beragam dari publik. Namun, sistem zonasi ini memberikan dampak yang cukup baik terhadap pemerataan pendidikan. Khususnya untuk menghapus citra sekolah favorit. “Sejak awal saya mendukung penerapan sistem ini meski juga sempat shock. Tapi bagaimana pun kebijakan pasti akan melahirkan konsekuensi yang beragam bagi masyarakat,” tutur dia.
Hal senada diungkapkan Soleh, wali murid yang juga tengah melakukan daftar ulang di SMAN 15 Surabaya. Anaknya diterima di SMAN 15 dengan nilai UN 21. ” Iya nilainya kecil tapi jarak rumahnya dekat. Cuma sekitar 500 meter dari sekolah,” tutur dia.
Soleh merasa beruntung, kendati nilai UN putrinya kecil tetap bisa diterima di sekolah negeri. “Iya tidak menyangka anak saya bisa lolos. Ini tadi ibunya langsung daftar ulang ke sekolah,” pungkas pria yang sehari-hari berjualan burung tersebut.
Begitu pun juga yang dirasakan Siti Maisaroh. Ia mengungkapkan perasaan harunya ketika putrinya bisa diterima di jalur mitra warga di SMAN 4 Surabaya. Padahal sebelumnya, ia tidak sedikit pun bermimpi untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut. “Ya, kami cuma punya toko kelontong sederhana. Nggak pernah punya mimpi anaeh-aneh. Apalagi sekolah di sini (SMAN 4 Surabaya). Yang penting anak saya sekolah.,”ungkapnya.
Siti Maisaroh mengaku, ia tidak terlalu berharap banyak ketika mendaftarkan anaknya di jalur mitra warga. Sebab, nilai UN anaknya hanya 275. “Sempat deg-degan. Tapi saya pasrah. Dan Alhamdulillah, anak saya di terima di jalur mitra warga,”lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

Antusiasme Daftar Ulang Tinggi
Sementara itu, Kepala SMAN 4 Surabaya, Mochammad Fadloli mengatakan jika antusiasme wali murid cukup tinggi. Dikatakannya, jika mereka sudah mulai antre sejak jam 5 subuh untuk melakukan daftar ulang. Padahal, untuk pelayanan daftar ulang dibuka pukul 08.00 WIB hingga jam 16.00 WIB. Dan dilakukan selama dua hari.
“Saya akui dengan sesuatu yang baru ini (Zonasi,red) memang butuh penyesuaian di awal. Itu wajar. Tapi kita juga harus terus jalan untuk pendidikan anak-anak,” terang dia.
Dikatakan kepala sekolah yang akrab disapa Fadloli ini, mayoritas siswa yang bersekolah di sekolahnya mempunyai nilai yang cukup bagus. Secara umum nilai UN diatas 30. Jumlah total siswa yang diterima sendiri, untuk jalur UN sebanyak 94 siswa, Zonasi sebanyak 158, Jalur Prestasi sebanyak 23 siswa, Jalur prestasi (NUN) 7 siswa dan mutasi orang tua 3 siswa. “Kalau jalur mitra warga kita ada kuota 63 orang. Tapi hanya 28 orang yang mendaftar ulang. Jadi nanti akan kita alihkan kuota mitra warga ke NUN dari jalur zonasi umum,” katanya.
Terkait pemenuhan pagu, ada sekitar 315 pagu yang tersedia. Namun, Fadloli menerangkan, jumlah itu bisa saja bertambah jika kemungkinan Dinas Pendidikan Jatim melakukan penambahan pagu. “Kalau terjadi kita hanya menyediakan sekitar 9 sit untuk tambahan pagu. Itupun jika ada,”urainya. [tam.ina]

Tags: