Wamenag Serahkan Kepada Ulama Lakukan Kajian

Wamenag RI, Zainut Tauhid dan Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang, KH Salahudin Wahid (Gus Sholah) saat berada di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Rabu (12/11). [Arif Yulianto/ Bhirawa].

(Soal Salam Semua Agama)

Jombang, Bhirawa
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Republik Indonesia, Zainut Tauhid menyebutkan, Kementrian Agama Republik Indonesia menyerahkan kepada ulama untuk melakukan kajian, meneliti dan mendiskusikan terkait adanya perdebatan tentang salam semua agama sehingga ada pemahaman yang sama yang bisa diambil bersama-sama terkait persoalan ini.
Hal itu seperti dikatakan Wamenag saat menghadiri acara silaturrahim dengan alim ulama Jawa Timut (Jatim) di Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng, Jombang, Rabu siang (12/11).
Wamenag Zainut Tauhid juga mengatakan, terkait perdebatan soal salam semua agama ini, di kalangan ulama juga berbeda pendapat.
“Saya kira Kementrian Agama menyerahkan kepada ulama untuk mengkaji, meneliti, kemudian mendiskusikan, sehingga ada pemahaman yang bisa kita ambil bersama,” ujar Wamenag.
Tentang adanya perdebatan salam semua agama yang terjadi, dia meminta agar semua pihak memahami konteks masalahnya sehingga soal salam semua agama ini tidak perlu diberdebatkan dan dipermasalahkan.
“Saya berharap tokoh-tokoh agama bisa berkumpul, membangun semacam kesepahaman sehingga tidak ada lagi semacam salah faham,” tambah Wamenag.
Disinggung lebih lanjut seperti apa dia mengartikan tentang hal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim terkait salam semua agama tersebut, Wamenag menjawab, hal yang dikeluarkan MUI Jatim bukanlah fatwa, melainkan sebuah himbauan. MUI pusat sendiri sebut Wamenag juga sedang melakukan penelitian tentang hal tersebut.
“Komisi Fatwa (MUI Pusat) juga sedang melakukan pendalaman tentang itu, belum ada keputusan,” imbuh Wamenag.
Sehingga menurutnya, penggunaan salam semua agama menurut Wamenag dikembalikan kepada masing-masing orang. Sementara itu, terkait himbauan MUI Jatim tersebut, Pengasuh Ponpes Tebu Ireng, Jombang, KH Salahudin Wahid (Gus Solah) berpendapat, masing-masing orang memiliki pendirian tentang salam semua agama, sehingga tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain.
“Tidak mengikuti ndak apa-apa, mengikuti ya ndak apa-apa menurut saya. Kita serahkan kepada setiap orang, melakukan apa yang menurut dia benar. Dan tidak perlu juga dipertentangkan,” pungkas Gus Solah.(rif)

Tags: