Wangsaku, Layanan Uang Elektronik Karya Mahasiswa UMM

Uang digital karya mahasiswa UMM menjadi akternatif transaksi non tunai. [m taufiq]

Malang, Bhirawa
Untuk meminimalisir penularan Covid 19, Tim Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan layanan uang elektronik bernama Wangsaku. Inovasi ini telah diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dan berhasil lolos tahap pendanaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada Mei lalu.
Menurut Salah Satu Tim Mahasiswa, Tanthowi Jauhari, ide pembuatan layanan pembayaran virtual ini berawal dari kegelisahan mereka akan tingginya kasus penularan Covid 19. Utamanya mereka yang berada di usia kanak-kanak. Terhitung dari bulan Januari sampai Maret 2021 ada 120 ribu kasus anak yang tertular Virus Corona.
“Kami khawatir nanti saat sekolah kembali dibuka, angkanya akan semakin naik karena kontak fisik akan semakin banyak. Sehingga membentuk klaster penularan baru. Karena hal itu, kami berinovasi untuk mengganti penggunaan uang tunai dengan uang elektronik di lingkungan sekolah,” terang salah satu anggota tim ini.
Antho, sapaan akrabnya menyampaikan bahwa teknologi Wangsaku akan ditanamkan pada gelang sebagai media transaksinya. Gelang ini dilengkapi dengan teknologi Near Field Communication (NFC) yang akan memudahkan anak untuk membeli sesuatu tanpa harus melakukan kontak fisik.
“Selain berfungsi sebagai media transaksi keuangan, gelang ini juga bisa digunakan sebagai parental controlling karena struk belanja anak akan dikirim ke orang tua,” ujar Antho.
Hingga kini, Antho dan Tim telah merampungkan pembuatan aplikasi wangsaku dan akan menguji coba pada salah satu sekolah Muhammadiyah yang ada di Malang. Ia bercerita kendala tersulit dalam pembuatan Wangsaku adalah proses penyusunan database.
“Kami harus menghubungkan proses layanan di kasir kantin dan aplikasi wangsaku. Hal itu cukup rumit untuk kami,” sambungnya.
Dalam pembuatan Wangsaku Antho ditemani Andhika Dwi Aditya, Lale Wiega Arifah Chopsah, dan Alif Syifa Arsyila dari Prodi Informatika serta Permaisuri Fatimah Azzahra dari Prodi Akuntansi. Antho berharap dengan adanya Wangsaku akan meminimalisir kontak anak-anak dengan benda serta menurunkan proses penularan Covid di sekolah nantinya.
“Saya berharap teknologi ini dapat diterima oleh banyak kalangan dan bermanfaat bagi masyarakat. Semoga Wangsaku juga bisa terus dikembangkan agar dapat memberikan dampak yang lebih dari ini,” tandasnya. [mut]

Tags: