Wannacry Dipastikan Tak Pengaruhi Sistem SBMPTN CBT

foto ilustrasi

Panitia Ingatkan Kepadatan Lalulintas
Surabaya, Bhirawa
Ketar-ketir seputar serangan virus Ransomware Wannacry tak perlu dikhawatirkan para peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang akan digelar, Selasa (16/5) hari ini. Khususnya mereka yang akan mengikuti tes menggunakan metode Computer Based Test (CBT).
Seperti diketahui, di Panitia Lokal (Panlok) 50 Surabaya terdapat 55.230 pendaftar. Dari jumlah tersebut, 2.175 peserta di antaranya akan mengikuti SBMPTN CBT. Kepala Laboratorium Infrastruktur dan Keamanan Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Bekti Cahyo Hidayanto mengatakan server SBMPTN CBT dipastikan aman dari serangan Ransomware. Sebab, tidak menggunakan sistem operasi Windows.
“Virus tersebut menyerang sistem operasi Windows. Artinya server aman. Data-data kami juga aman,” kata dia saat dikonfirmasi, Senin (15/5).
Bekti menambahkan perangkat komputer yang dipakai peserta memang menggunakan sistem operasi Windows. Tetapi, programnya bakal di-inject dari program server. Dengan cara itu semua komputer klien dijalankan, dan peserta tinggal menggunakan saja. Kalaupun ada komputer peserta yang terkena Ransomware, hanya data-data di komputer tersebut yang dienkripsi oleh Ransomware. Tapi, itu tidak ada hubungannya dengan aplikasi SBMPTN berbasis komputer.
“Virus Ransomware kan mengenkripsi data-data yang sudah ada di komputer Windows. Sedangkan data-data kami tidak akan disimpan di Windows itu. Komputer peserta kena, ya kena,” jelasnya.
Dari sisi jaringan, lanjut dia, bisa jadi terkena dampak bila Ransomware masif di jaringan sekolah atau kampus yang dijadikan tempat ujian.
Akan tetapi, kata Bekti, dalam pengerjaan soal berbasis komputer, peserta tidak terus menerus akses jaringan selama dua jam. “Secara sistem batch akan meng-upload jawaban peserta ke server. Dan server ini berada di sekitar tempat ujian. Jadi, tidak menggunakan jaringan umum. Virus ini tidak terlalu signifikan,” katanya.
Bekti mengungkapkan, pada dasarnya virus ini dibuat tidak untuk menyerang SBMPTN CBT. Ini lebih kepada efek saja terhadap pelaksanaan ujian tersebut. “Kalau berniat menyerang SBMPTN, bentuknya tidak begitu,” tegasnya.
Disinggung adanya komputer yang terkena virus ketika pelaksanaan SBMPTN CBT berlangsung, Bekti menyebut tidak akan mengganggu peserta. Tampilannya tidak terlihat karena menjadi background sistem aplikasi CBT. “Istilahnya, kita hanya meminjam tampilan, monitor, dan prosesor komputer klien. Yang semuanya berada di sistem server kita,” ungkapnya.
Penanggung jawab SBMPTN CBT Panlok 50 Agus Supriyanto mengatakan Ransomware mengenkripsi file berekstensi doc, xlsx, jpg, dan lain-lain, tapi tidak menyerang file berekstensi exe. Aplikasi ujian SBMPTN CBT berekstensi exe jadi harusnya tidak terpengaruh. Apalagi, SBMPTN CBT tidak sepenuhnya online. “Komputer yang dipakai tes tidak tersambung ke internet secara langsung. SBMPTN online lokal saja,” terangnya.
Kalau di tengah ujian ada komputer yang terkena virus, Agus meminta diputus dari jaringan lokal supaya tidak menyebar ke komputer lain. Pastikan juga tidak melakukan sharing file dengan full write. “Komputer sebelum persiapan jangan dibuat untuk internet, perlu disterilisasi sejak H-3,” pungkasnya.

Tags: