Wapres JK Kagumi Pengurusan Akta Lahir di Banyuwangi

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mendampingi Wapres Jusuf Kalla meninjau festival pelayanan publik di Banyuwangi, Kamis (15/12). Wapres menyempatkan mengunjungi layanan pengurusan akta lahir.

Gubernur Jatim Dr H Soekarwo mendampingi Wapres Jusuf Kalla meninjau festival pelayanan publik di Banyuwangi, Kamis (15/12). Wapres menyempatkan mengunjungi layanan pengurusan akta lahir.

Banyuwangi, Bhirawa
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) melakukan kunjungan kerja ke Banyuwangi, Kamis (15/12). Di sana, Wapres JK menyempatkan diri mengunjungi layanan pengurusan akta lahir, bahkan turut menghadiahkan sebuah nama anak pada dua warga yang sedang mengurus akta lahir.
Saat Wapres JK tiba di festival pelayanan publik, tempat pelayanan pengurusan akta tersebut, terdapat dua orang bapak yang sedang mengurus pembuatan akta lahir anaknya. Mengetahui kedatangannya, dua bapak tersebut meminta izin Wapres JK untuk berkenan memberikan nama anaknya.
“Untuk anak yang laki-laki, saya beri nama Muhammad Ali. Sementara yang perempuan, saya kasih nama Siti Aisyah,” katanya.
Tidak sampai 15 menit, akta lahir yang tertera nama Siti Aisyah dan Muhammad Ali pun tercetak. Hal ini sangat memungkinkan karena Banyuwangi telah memiliki program pengurusan akta lahir kilat yang diberi nama Lahir Procot, Pulang Bawa Akta.
Program ini merupakan pelayanan inovasi Pemkab Banyuwangi dalam pembuatan akta kelahiran bagi warga dalam waktu yang super cepat. Saat bayi lahir, keluarga tinggal menyerahkan nama bayi, surat nikah, dan kartu keluarga kepada penyedia layanan kesehatan. Dalam waktu satu hari, akta akan diterbitkan.
Wapres JK mengatakan lewat sejumlah program yang digagasnya, Banyuwangi mampu memberi contoh efisiensi dan keterbukaan sebuah pemerintahan daerah. Hal ini, bisa membawa kemajuan suatu daerah.
“Yang tadi ditunjukkan itu mencontohkan efisiensi dan keterbukaan. Selain bisa mengurangi korupsi, bisa mendekatkan kita pada warga,” kata Wapres JK.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan sejak diluncurkan program tersebut pada  2013 hingga saat ini telah ada 35 ribu akta lahir yang telah diterbitkan. “Sekarang program lahir bawa akta semakin lengkap saja. Kalau dulu bayi hanya mendapatkan Kartu Keluarga (KK) dan akta kelahiran, mulai November 2016 ditambah lagi Kartu Indentitas Anak (KIA),” kata Anas. Fungsi KIA adalah untuk memberikan akses pelayanan publik bagi anak. Contohnya untuk pembelian tiket KA dan pengurusan kesehatan.
Selama dua hari terakhir Banyuwangi menggelar festival pelayanan publik. Sebuah festival yang menampilkan beragam program inovasi publik yang telah digagas oleh Pemkab Banyuwangi. Seperti program Smart Kampung, Lahir Procot Pulang Bawa Akta, Siswa Asuh Sebaya (SAS), Transparansi Pengelolaan Anggaran Keuangan Daerah, Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP), e-village budgeting dan monitoring.
Sementara itu, salah satu warga yang mendapat berkah karena puteranya diberikan nama oleh Wapres adalah Mohamad Satori asal Dusun Secang Desa Kelir Kecamatan Kalipuro. Satori kebetulan sedang mengurus akta lahir untuk puteri keduanya yang lahir kemarin siang.
“Alhamdulillah, senang banget diberi nama oleh Pak JK. Siti Aisyah, nama yang bagus dan akan saya pakai. Namanya juga sama dengan nama yang telah saya siapkan ada Aisyahnya. Ini benar-benar kejutan buat saya. Semoga anak saya bisa sukses seperti Pak JK,” kata Satori.
Hal yang sama diungkapkan pasangan Samsul Masruhan dan Nur Kamilah, warga Desa Pakistaji Kecamatan Kabat. Samsul mengaku sangat senang. “Alhamdulillah, anak saya dinamai langsung sama Pak JK. Tidak menyangka sama sekali, semoga nama ini membawa berkah,” kata Samsul yang anaknya diberi nama Muhammad Ali.
Dalam kunjungannya selama satu hari di Banyuwangi ini, Wapres JK mengunjungi sejumlah lokasi di Banyuwangi. Mulai dari terminal baru green airport Bandara Blimbingsari, sekolah pilot negeri Loka Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi, meresmikan pabrik semen dan terminal LPG Bosowa, dan berkunjung ke desa adat Kemiren suku Using Banyuwangi.
Saat meninjau pembangunan terminal baru Bandara Blimbingsari Banyuwangi, Wapres JK menyebut terminal di bandara itu akan menjadi terminal yang berkonsep green building pertama di Indonesia.
“Prinsip orang bepergian itu ingin nyaman, jadi terminal harus dibangun secara modern,” katanya,
Kompleks terminal baru tersebut menempati 5.000 m2 dari lahan total seluas 7,6 hektare yang dimiliki Bandara Blimbingsari.
Terminal tersebut memiliki dua lantai dengan fasilitas lengkap, seperti ruang tunggu penumpang, musala dan kafe.
Kepala Bandara Blimbingsari Dodi Dharma Cahyadi menjelaskan pembangunan terminal baru tersebut sepenuhnya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banyuwangi.
“Terminal ini sepenuhnya komersial, nantinya akan mampu menampung 250 ribu penumpang maupun pengunjung bandara,” kata dia.
Selain itu, terminal baru Bandara Blimbingsari akan memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter yang  dapat dipakai mendarat pesawat yang lebih besar.
Menurut Dodi, saat ini bandara baru memiliki panjang landasan pacu sepanjang 1.800 meter. “Harapannya dengan kapasitas baru ini semakin banyak lagi wisatawan yang akan datang ke Banyuwangi,” kata dia.
Dalam kunjungan kerja di Banyuwangi, Wapres RI didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Gubernur Jatim Soekarwo. [rac,ins]

Tags: