Warga Bersyukur, Pimpinan DPRD Bangkalan Kaget

3-Fuad-amin-bangkalanSurabaya, Bhirawa
Penangkapan Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron  oleh penyidik KPK membuat heboh warga Bangkalan. Pasalnya, mantan bupati dua periode ini dikenal sebagai orang kuat di Bangkalan. Terbukti, setelah lengser dari kursi bupati, Fuad Amin digantikan anaknya Makmun Ibnu Fuad hingga kini.  Selanjutnya, Fuad Amin menjabat sebagai Ketua DPRD Bangkalan. Tak heran kendali atas Kabupaten Bangkalan masih dipegang keluarga ini.
Imam Buchori Cholil, Pengasuh Ponpes Ibnu Cholil menjelaskan penangkapan Fuad Amin membuat masyarakat Bangkalan bersyukur. Meski demikian, pria yang akrab disap Rakh Imam ini meminta masyarakat tidak larut dalam euforia  berlebihan.
“Penangkapan ini tentunya membuat kita sangat bersyukur kepada Allah. Kepercayan masyarakat Bangkalan terhadap hukum tumbuh lagi. Bahwa hukum masih bisa ditegakkan,” kata Rakh Imam, Selasa (2/12).
Untuk diketahui Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron ditangkap penyidik KPK dipimpin AKBP Novel Baswedan.  Amin yang sebelumnya menjabat Bupati Bangkalan dua periode diduga terlibat suap suplai gas dan pembayaran ke Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Rakh Imam mengatakan, selama ini masyarakat Bangkalan nyaris putus asa terkait beragam kasus yang terjadi di Bangkalan. Katanya, setiap kasus apapun yang melibatkan keluarga Fuad Amin sepertinya hilang ditelan bumi. Artinya, dengan penangkapan ini akan membuka kembali kepercayaan masyarakat Bangkalan.
Dia juga berharap, penangkapan Fuad Amin ini, merupakan tonggak awal untuk membersihkan Kabupaten Bangkalan yang dikenal rapi dalam modus korupsi. “Kami memang pernah beberapa kali melaporkan kasus-kasus korupsi yang melibatkan Fuad Amin dan antek-anteknya. Mungkin KPK sedang mencari waktu yang tepat. Dan Alhamdulilah sekarang terbukti,” katanya.
Selain Fuad Amin, Rakh Imam berharap KPK juga menangkap antek-antek mantan Bupati Bangkalan itu. Menurutnya, dalam menjalankan modus kejahatan tindak pidana korupsi, Fuad Amin tentu tidak sendirian. “KPK serius. Semua antek-anteknya juga harus ditangkap. Karena Fuad Amin tidak sendirian. Tentunya, KPK lebih paham. Dan kami siap mendukung KPK,” pungkasnya.
Untuk diketahui Rakh Imam sendiri merupakan rival politik dari Fuad Amin. Dia meresa dijegal ketika mencalonkan sebagai Bupati Bangkalan berhadap-hadapan dengan Makmun Ibnu Fuad, beberapa waktu lalu. Hingga akhirnya, Rakh Imam gagal sebagai calon Bupati Bangkalan.
Sementara itu Pimpinan DPRD Kabupaten Bangkalan mengaku kaget mendengar kabar ditangkapnya Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin oleh KPK, Selasa (2/12) dini hari. Sebab, sebelumnya tidak ada desas- desus soal rencana penangkapan tersebut. Bahkan, di kalangan DPRD sendiri tidak ada masalah dan berjalan sebagaimana seperti biasa.
“Saya gemetaran dan kaget ketika mendengar beliau ditangkap KPK dini hari,” terang Wakil Ketua DPRD Bangkalan Fatkurrahman.
Menurut Fatkurrahman, selama Fuad Amin mejabat Ketua DPRD Bangkalan tidak ada masalah. Tak hanya itu, dia juga tidak mendengar soal rencana penangkapan terhadap Fuad Amin sebelumnya. “Kalau kabar burung sudah lama, tapi kalau soal rencana penangkapannya, saya tidak tahu. Saya baru dengar sesaat setelah penangkapan,” ucap politisi PDIP tersebut.
Meski demikian, dia yakin kinerja DPRD tidak akan tersendat dengan peristiwa penangkapan Fuad Amin. Berbagai kebijakan strategis yang diperlukan tetap akan berjalan karena akan ditangani pimpinan DPRD yang lain. “Karena saat dilantik kita bersama-sama, sebagai pimpinan dewan. Jadi, saya pastikan kinerja DPRD tidak akan terganggu,” pungkasnya.
Sebelum ditangkap KPK, Fuad Amin yang menutup masa jabatannya sebagai bupati pada Maret 2013 sudah sering tersandung berbagai masalah. Dia sempat dituduh kelompok Gerakan Muda Madura (Gemura) menggunakan ijazah palsu saat maju sebagai calon bupati pada 2008 lalu.
Tidak hanya sampai pemalsuan, Fuad Amin juga dituduh sering melakukan korupsi selama menjabat. Tuduhan itu berawal saat dirinya masih menjabat sebagai anggota DPR, dan sempat dilaporkan ke Mabes Polri pada 2003 silam. Namun, kasus ini menghilang dari permukaan dan tak pernah terungkap hingga Fuad Amin mengakhiri masa jabatannya. Tuduhan yang dilontarkan Gemura tersebut bukan tanpa bukti, saat berorasi di sekitar Istana, mereka menunjukkan bukti audit BPK bernomor 64/R/XIV.12/12/2006 yang mensinyalir penguapan dana pengungsi Sambas.
Masih pada masa pencalonannya sebagai Bupati Bangkalan, Fuad Amin dikabarkan sempat berselisih dengan pesaing beratnya, Imam Buchori Cholil. Namun, isu tersebut sempat dibantah.
Pada pemilihan Bupati Bangkalan periode 2013-2018, Fuad Amin mencalonkan puteranya RKH Imam Buchori Makhmud Ibnu Fuad sebagai salah satu calon. Sedangkan pesaing beratnya terjegal masalah di KPUD Bangkalan, alhasil Pilbup hanya diikuti dua calon saja. Amin mengaku sempat ingin mengajukan istri mudanya sebagai cabup. Namun niat tersebut diurungkan sendiri karena takut kalau-kalau malah lepas, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut maksud komentar tersebut.
Perjalanannya berakhir ketika KPK berhasil menangkapnya saat menerima uang sogokan. Bahkan, KPK menduga Amin sudah berkali-kali menerima sogokan, bahkan diduga sejak menjabat sebagai Bupati Bangkalan.
Wakil Ketua KPK  Adnan Pandu Praja mengatakan, penyidik menyita duit diduga suap sebesar Rp 700 juta dari Amin dan dua orang lain dalam operasi penangkapan. Dia mengatakan uang  itu adalah suap terkait alokasi suplai gas. [cty,bed]

Tags: