Warga Binaan Trampil Bisa Mendapat Sertifikat

Jakarta, Bhirawa.
Warga Binaan dalam Lapas yang memiliki ketrampilan bidang kontruksi, bisa memperoleh Sertifikat. Agar ketrampilan mereka bisa lebih menjamin peningkatan memperoleh pekerjaan, selama dalam Lapas maupun setelah bebas dari hukuman.
Pada 2018, Warga Binaan Trampil yng telah memiliki Sertifikat sebanyak 2.033 orang. Kedepan Warga Binaan Trampil yang ber-Sertifikat di target mencapai 24.000 orang. Persyaratan ber-Sertifikat bagi Warga Binaan Trampil adalah setelah menjalani 2/3 masa hukuman. Pernah bekerja dibawah pengawasan Lapas, misalnya ikut membangun Mesjid, selokan, saluran air.
”Untuk masa depan Warga Binaan, akan dibangun BLK bagi mereka. Supaya ketrampilan yang sudah dimilikinya, kelak bisa buat modal kerja, ketika kembali ke masyarakat,”ujar Dewi Chomistriana, Sekretaris Ditjen Bina Kontruksi KemenPUPR dalam jumpa pers, kemarin (21/2). Dengan tema “Tantangan Industri Jasa Kontruksi dalam Era 4.0”. Hadir Dirjen Bina Marga KemenPUPR Sugiyartanto.
Diakui Dewi Chomistriana, jumlah tenaga ahli jasa kontruksi sangat kurangoleh berbagai hal. Kendalanya, antara lain karena kurangnya kuantitas tenaga ahli, juga ketidak sesuaian kompetensi tenaga ahli dan terjadinya kecelakaan kontruksi. Di sektor tenaga trampil kontruksi setiap tahun ada peningkatan jumlahnya, yakni rata rata 24,34% per tahun.
Pada 2018 tercatat sebanyak 420.769 tenaga trampil, meningkat dibanding 2017 sebanyak 352.097 tenaga trampil.
Disebutkan, dari total 8.300.297 Tenaga Kerja Kontruksi (TKK) di Indonesia yang ber-Sertifikat hanya 616.081 orang atau hanya 7,42% saja. Sedang jumlah tenaga Ahli Kontruksi pada 2018 sebanyak 195.312 orang. Jumlahnya meningkat dibanding tahun 2017 yang hanya 167.761 orang. Atau rata rata meningkat 11,73% per tahun.
“Sayangnya domisili tenaga ahli dan tenaga trampil kontruksi, sebagian besar masih di pulau Jawa. Tertcatat, 56% tenaga ahli dan 47% tenaga trampil 47% berdomisili di Jawa. Sementara pembangunan dewasa ini merata di pelosok tanah air,”papar Dewi.
Pertumbuhan Badan Usaha Jasa Kontruksi (BUJK) selama periode 2015-2018 jumlah BUJK kelas Kecil mengalami kenaikan sekitar 14% dan BUJK kelas menengah 35%. Namun jumlah BUJK kelas besar menurun sebesar 15%. Menghadapi industri 4.0 pemerintah mnetapkan kebijakan pengembangan rantai pasok dan membangun sistem informasi jasa kontruksi terintegrasi. [ira]

Tags: