Warga Bojonegoro Gelar Kirab Pusaka Andongsari

Warga saat mengikuti prosesi kirab pusaka ki andongsari dan gunungan tahu. (achmad basir/bhirawa)

Warga saat mengikuti prosesi kirab pusaka ki andongsari dan gunungan tahu. (achmad basir/bhirawa)

Bojonegoro, Bhirawa.
Selasa (1/11) kemarin, sebagaimana tradisi yang sudah mengakar pada warga Bojonegoro. Tepatnya di Kelurahan Ledok Kulon, Kecamatan Kota Bojonegoro menggelar prosesi kirab 8 pusaka Ki Andong Sari dan arak-arakan gunungan tahu merupakan rangkaian acara yang cukup menjadi antusisme masyarakat. Kirab tersebut dilakukan untuk memperingati Haul Ki Andong Sari yang diperingati setiap Selasa Kliwon di Bulan Suro.
Arak-arakan kirab tahun ini lebih banyak diikuti oleh beberapa rombongan mulai dari rombongan pemain sandur dengan jaranannya, kemudian disusul rombongan Perangkat Desa dengan menaiki andong, disusul pembawa pusaka dan Payung Manggolo Yudho, dan kemudian diikuti oleh rombongan gunungan hasil bumi dan gunungan tahu asli ledok.
Dalam rombongan gunungan tahu ini bertugas sebagai pembawa gunungan tahu yakni warga pencak silat di Bojonegoro. Namun setelah selesai kirab gunungan tahu tersebut tidak direbut secara bebas oleh warga melainkan untuk manganan. “Kirab pusaka diberangkatkan oleh Kepala Kelurahan Ledok Kulon dan dipimpin juru kunci makam Mbah Andongsari,” kata Mutasam (61), sesepuh Kelurahan Ledok Kulon.
Mutasam, mengatakan adanya pelaksanaan kirab pusaka ini agar masyarakat tahu dan selalu mengenang Mbah Andongsari. Pelaksanaan kirab pusaka ini dilakukan oleh semua warga Kelurahan Ledok Kulon. “Kegiatan kirab pusaka ini dilaksanakan rutin setiap tahun. Bertepatan dengan peringatan haul Mbah Andongsari,” ujarnya.
Sementara Mbah Suwono (juru kunci) menjelaskan, kirab pusaka bertujuan untuk meminta keselamatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, khususnya bagi warga Ledok Kulon, dan juga masyarakat yang ada di Kabupaten Bojonegoro. “Kita Sengaja melibatkan gunungan tahu karena itu khasnya Desa Ledok,” ujar Juru Kunci Makam Ki Anding Sari Sungono, dilokasi.
Menurut Sungono, bahwa kirab pusaka ini dimaksudkan sebagai upaya pelestarian budaya, sekaligus pengenalan pusaka peninggalan sesepuh atau orang yang pernah berjuang. Suwono menjelaskan, ada delapan macam pusaka warisan Ki Andong Sari yang ikut diarak, yakni tongkat gagak cemani, tongkat galih kelor, tongkat menjalin bang, tongkat menjalin porong, kotang onto kusumo, selempang kabupaten, pedang singo barong dan tombak godong andong.
Tidak hanya kirab pusaka, untuk memperingati haul mbah Andongsari juga akan digelar pementasan kesenian sandur. Yang diperankan kelompok Kembang Desa dengan mengangkat judul ‘Bata apa tahu’. [bas]

Tags: