Warga Bojonegoro Waspadai Banjir Susulan

kondisi bengawan solo dan salah satu tempat penyebarangan perahu di Bojonegoro. [achmad basir]

kondisi bengawan solo dan salah satu tempat penyebarangan perahu di Bojonegoro. [achmad basir]

Bojonegoro, Bhirawa
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro menghimbau pada warga  untuk mewaspadai bencana banjir susulan. Meski saai ini banjir di beberapa wilayah di kota ledre mulai surut.
“Meski sudah surut tetap harus waspada. Cuaca tidak bisa diprediksi,” jelas Andik Sudjarwo, Kamis (13/10).
Lebih lanjut  Andik mengatakan, cuaca ektrim terjadi tiba-tiba seperti hujan deras disertai angin kencang yang mengakibatkan robohnya pohon, banjir juga longsor.
Selain itu, diprediksi banjir yang mungkin akan lebih besar dari 2007-2008 lalu. Pasalnya,  tahun ini Kabupaten Bojonegoro sudah tiga kali dilanda banjir akibat luapan sungai Bengawan Solo.  ” Untuk diketahui, pada 2007 curah hujan yang mengguyur Bojonegoro mencapai 400 milimeter,” katanya.
Dikatakan, tiga kali banjir selama rentang waktu September dan Oktober diawali dari siaga kuning (14.25 phielscall), kedua di titik siaga hijau (13.60 phielscall) dan terakhir kemarin siaga kuning (14.35 phielscall).
“Diprediksi ada banjir lagi dan lebih besar dari banjir 2007-2008, sebab curah hujan sampai Desember kemungkinan masih sangat tinggi,” jelasnya .
Andik menegaskan, prediksi BMKG kalau curah hujan di bulan November meningkat sampai 500 milimeter. Sementara itu curah hujan akan meningkatkan lagi di bulan Desember hingga lebih 570 milimeter. ” Bisa dibayangkan jika curah hujan sampai 570 milimeter. Sebab, banjir 2007-2008 karena saat itu curah hujan maksimal 400 milimeter,” paparnya.
Andik menambahkan, banjir akibat luapan Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro tidak hanya disebabkan hujan lokal di Kota Ledre, sehingga debit air di sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut meluap.  ” Ada tiga penyebab bajir Bengawan Solo, kalau hanya hujan lokal di Bojonegoro saja tidak terlalu dikhawatirkan,” imbuhnya.
Selain hujan lokal lanjut Andik, air kiriman dari Jawa Tengah dan wilayah hulu Jawa Timur seperti Magetan, Ponorogo, Madiun dan Ngawi yang menyatu di daerah Dungus, lebih menbuat ketar-ketir. Kalau ketinggian air di Jawa Tengah siaga kemarin misalnya, maka daerah dungus akan menyusul siaga juga.
“Bojonegoro setelahnya akan siaga, dan jika ditambah hujan lokal dengan intensitasnya tinggi, maka Bojonegoro bisa banjir besar,” jelasnya.
Walaupun begitu, dirinya berharap prediksi itu tidak terjadi. Karena, seperti diketahui banjir tahun 2007 dan 2008 itu bisa masuk kota karena jebolnya tanggul.  “Makanya kita selalu korordinasi untuk mewaspadai 12 anak sungai,”sambungnya. [bas]

Tags: