Warga Bondowoso Diimbau Waspadai Leptospirosis

Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso, Haris Ahmadi.

Bondowoso, Bhirawa
Masyarakat Kabupaten Bondowoso diimbau untuk mewaspadai penyakit Leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans. Penyakit tersebut disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri itu.
Imbauan ini, setelah adanya salah satu warga Tamansari Kabupaten Bondowoso berinisial S (52), yang diduga terpapar penyakit tersebut saat mengairi sawahnya beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, beberapa jenis hewan yang dapat menjadi pembawa leptospirosis adalah anjing, hewan pengerat seperti tikus, dan kelompok hewan ternak seperti sapi dan kambing. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup dalam ginjal hewan yang terinfeksi.
Programer Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Dinas Kesehatan Bondowoso, Haris Ahmadi menerangkan setelah ditelusuri oleh petugas, dugaan sementara korban terpapar penyakit Leptospira.
Korban terpapar dari air minum yang diambilnya dari sungai. Bahkan dari hasil rapid test menunjukkan korban menunjukkan hasil positif. “Kita periksa di rumah sakit, tidak ada luka (di bagian kaki). Tapi faktor penting ternyata dia air minumnya dari sungai. Hari ini kita kirim serum,” kata Ahmadi saat dikonfirmasi, Kamis (10/6).
Ia menerangkan bahwa kendati kemungkinan menular kepada sesama manusia sangat kecil. Namun, penyakit ini tetap perlu diwaspadai melihat angka kematiannya bisa tinggi jika berkaca pada kasus di luar kota beberapa tahun lalu.
Kata Ahmadi, masyarakat Bondowoso yang mayoritas berprofesi sebagai petani, sangat berpotensi terkena penyakit yang menyerang ginjal tersebut. Namun, penyakit ini tergolong langka di Bondowoso.
Ini pun menjadi kasus ke tiga selama lima tahun terakhir ini. Tepatnya, kasus pertama terjadi sekitar tahun 2016 satu orang. Selanjutnya, kasus ke dua yakni tahun 2020 dengan korban satu orang. Beruntung semua korban yang di Bondowoso bisa diselamatkan. “Pada 2020 satu kasus, tahun ini satu kasus. Pernah terjadi juga pada 2016 lalu,” urainya.
Diakuinya, bahwa dengan kejadian tersebut, pihaknya akan memburu tikus di tempat korban terserang Leptospirosis. Tujuannya untuk mengambil sampel ginjal tikus, apakah mengandung bakteri atau tidak. [san]

Tags: