Bupati Pasuruan-Warga Salat dan Saksikan GMT

Bupati Pasuruan bersama pejabat lainnya saat melihat GMT di Lapan Jatim, di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Rabu (9/3) pagi.

Bupati Pasuruan bersama pejabat lainnya saat melihat GMT di Lapan Jatim, di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Rabu (9/3) pagi.

Kab.Pasuruan, Bhirawa
Gerhana Matahari Total (GMT) menjadi momen yang langkah, baik wisata lokal maupun mancanegara. Bahkan, moment 33 tahun tersebut juga menjadi perhatian akademisi dan komunitas astronomi se Jatim untuk berkumpul di kantor Balai Pengamatan Antariksa dan Atmosfer Nasional (Lapan) Jatim yang berada di Jalan Raya Watu Kosek, Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan.
Perwakilan Surabaya Astronomi Club, Usman Sirojuddin menyampaikan kedatangan sejumlah komunitas astronomi dan akademisi se Jatim berlomba-lomba untuk mengabadikan moment GMT melalui teleskopnya yang berjumlah tujuh buah. Bahkan momen langkah itu sudah di diskusikan selama tiga tahun yang lalu.
“Ini momen langkah dan momen sejarah bahwa GMT akan muncul kembali di tahun 2023 nanti. Momen ini juga sangat istimewa karena setiap kali ketemu dengan kawan Astronomi Club kami selalu membahasnya lantaran rasa penasaran melihat langsung memalui teleskop,” ujar Usman Sirojuddin di sela-sela melihat GMT di Lapan Jatim, Rabu (9/3) pagi.
Sedangkan momen langkah itu juga menjadi rasa penasaran Dosen IT di Universitas Merdeka (Unmer) Malang. Karena GMT tahun 1983 pemerintah melarang keras melihatnya.
“Saya datang ke Lapan Jatim ini untuk melihat rasa penasaran saya. Sebab dahulu, di kepemimpinan Bapak Presiden Soeharto melarang langsung. Makanya, rasa jadi ingin tahu pengaruh larangan itu,” tandas Puspa Miladi, Dosen IT di Unmer Malang.
Pantauan di lokasi pagi, ratusan warga dari Pasuruan hingga luar daerah berbondong-bondong bersama keluarganya untuk menyaksikan GMT di Lapan Jatim yang berada di perbukitan.
Tak hanya siswa dan kalangan komunitas dari berbagai lembaga pendidikan astronomi di Jatim. Bupati Pasuruan, Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan hingga beberapa pejabat lainnya juga menyaksikan hal serupa. Sebelum melihat GMT secara nobar, diawali terlebih dahulu dengan salat Gerhana yang diikuti oleh warga, para pejabat daerah hingga tokoh agama. Sementara bertindak sebagai imam salat yakni Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan, KH Shonhaji Abdusshomad.
Usai salat, petugas Lapan Jatim membagikan 500 kacamata khusus kepada para pengunjung untuk bisa melihat secara langsung proses terjadinya gerhana matahari.  “Cuacanya sangat cerah dan Pasuruan sangatlah istimewa. Sebab di Jawa hanya ada dua Lapan, yakni di Jatim di Watukosek Gempol dan di Jabar di Sumedang. Ini sekaligus momen istimewa, dimana akan terjadi lagi di 350 tahun lagi,” ucap Irsyad Yusuf, Bupati Pasuruan.
Kepala Lapan Jatim, Dian Yudha Risdianto mengungkapkan nobar GMT di Lapan Jatim di Pasuruan sangat mendukung, karena cuacanya cerah. Di wilayah Pasuruan, Jatim tidak total sepenuhnya, namun hanyalah 83,08 persen.
“Waktunya di mulai pukul 06.21 WIB dan berakhir hingga 08.39 WIB atau selama 2 jam 17 menit. Sedangkan yang melihat disini sda sekitar 600 orang yang hadir,” terang Dian Yudha Risdianto. [hil]

Tags: