Warga Desa Hutan Harus Konservasi dan Melindungi Mata Air

Wakil Kepala Adminitratur KPH saat penandatanganan kerjasama dengan sejumlah LMDH di Sanggar Indonesia Hijau di Desa Cowek, Kec Purwodadi, Kab Pasuruan, Senin (18/9). [hilmi husain/bhirawa]

Pasuruan, Bhirawa.
Perum Perhutani KPH (Kawasan Pemangku Hutan) Pasuruan meminta Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) supaya fokus pada konservasi serta melakukan perlindungan terhadap mata air di wilayahnya. Terlebih saat musim kemarau seperti saat ini. Pasalnya, dengan amannya kondisi mata air tentu akan membuat kehidupan masyarakat lebih terjamin.
”Sesuai sasaran, LMDH untuk menjaga kelestarian lingkungan dan membangun ekonomi serta mensejahteraan masyarakat. Makanya, sudah semestinya jika LMDH menjaga kawasan hutan, terutama untuk konservasi dan melindungi mata air,” ujar Untung Saptono Hadi, Wakil Kepala Adminitratur KPH saat penandatanganan kerja sama dengan sejumlah LMDH di Sanggar Indonesia Hijau di Desa Cowek, Kec Purwodadi, Kab Pasuruan, Senin (18/9) kemarin.
Dengan melakukan konservasi dan perlindungan mata air, lanjut Untung, dipastikan kehidupan masyarakat mulai dari hulu hingga hilir menjadi lebih terjamin. Konservasi mata air menjadi hal mutlak bagi masyarakat yang berada di wilayah pinggiran hutan.
”LMDH bisa mengelola hutan. Termasuk juga bisa dijadikan untuk pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat. Tapi, konservasi mata air, menjadi yang utama bagi LMDH yang bekerja sama dengan kami,” tandas Untung Saptono Hadi.
Di wilayah Perum Perhutani KPH Pasuruan, yang meliputi hutan di Kab Pasuruan, sebagian Kab Malang dan sebagian Kab Mojokerto, terdapat sekitar 115 LMDH.
Sementara itu, Pegiat Lingkungan, Sugiarto mengungkapkan pihaknya bersedia membantu LMDH untuk melakukan konservasi mata air dan lingkungan. Termasuk juga bersedia memberikan pelatihan dan edukasi kepada warga di sekitar pinggiran hutan.
Bahkan, Sugiharto saat ini tengah menyiapkan tenaganya untuk mengedukasi masyarakat pinggiran hutan. Karena keberadaan masyarakat pinggiran hutan menjadi faktor terpenting untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mata air. ”Kami sudah menyiapkan 25.000 bibit pohon yang siap ditanam pada musim penghujan Oktober hingga April 2018. Kami juga mempersilakkan agar LMDH menyiapkan lokasi penanamannya,” tegas Sugiharto yang juga pemilik sanggar Indonesia Hijau. [hil]
Foto : Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Rusgianto, SH, M.Si memastikan KIA mulai di  cetak bulan Desemeber.(Alimun hakim/Bhirawa)

Tags: