Warga Desa Junrejo Kota Batu Khawatir Irigasi Hilang dan Sumur Mengering

Suasana mediasi dan rapat dengar pendapat antara Warga Desa Junrejo dengan Pengembang yang digelar DPRD Kota Batu, Kamis (8-11)

Kota Batu,Bhirawa
Warga Desa Junrejo Kota Batu mengaku khawatir bahwa pembangunan pagar tembok tempat wisata Dinopark akan mengurangi debit air irigasi dan sumur milik penduduk. Hal ini diakibatkan salah satu sisi pagar tembok setinggi 6 meter itu dibangun di atas badan sungai.
Kamis (8/11), DPRD Kota Batu menggelar mediasi dengan mempertemukan pihak warga Desa Junrejo dengan Manajemen Dino Park.
“Dalam mediasi dan dengar pendapat ini, DPRD juga mengundang BKD, DPUPR, Camat Junrejo, Kades Junrejo, BPD Junrejo, Dishub, DLH, DPMPTSP, Satpol PP, dan Kepolisian bersama TNI,”ujar Ketua Komisi C DPRD Batu, Didik Mahmud saat membuka rapat mediasi, Kamis (8/11). Hal ini mengingat pentingnya acara ini dimana perseteruan antara warga dengan pengembang sejak Januari 2018 hingga sekarang tak kunjung tuntas.
Sekitar 30 orang perwakilan warga Desa Junrejo datang dalam mediasi tersebut. Mereka dikordinir oleh Kades Junrejo Andi Faisal, dan Ketua BPD Junrejo, Sunarso Basuki.
Basuki mengatakan bahwa inti dari permasalahan yang membelit Desa Junrejo ini adalah adanya upaya mengalih fungsikan sungai irigasi masuk ke dalam bagian tempat wisata. Sayangnya, pihak pengembang melakukan pemagaran dengan tembok setinggi 6 meter yang membuat warga kesulitan untuk mengakses air irigasi.
“Tembok yang dibangun di atas badan sungai irigasi ini membuat debit air menjadi berkurang. Bahkan hal ini juga mengancam sumur-sumur milik warga menjadi kering,”ujar Basuki di depan forum.
Sebenarnya, lanjut Basuki, dalam pertemuan antara warga dengan pengembang pada Januari 2018 lalu, telah menetapkan 14 poin kesepakatan yang harus dipenuhi pengembang. Namun ternyata poin tersebut tidak direalisasikan hingga sekarang.
Di antara poin yang dituntut warga yaitu, penyediaan Jalan Desa selebar 5 meter di sisi Dino Park 3, penyerapan tenaga kerja lokal, penyediaan tempat usaha bagi UMKM, dan pemberian prioritas kerja bagi para eks pemilik lahan yang kini dijadikan tempat wisata
Pengelola Dino Park 3 dituduh ngemplang tanah kas desa Junrejo dan bakal mencaplok sumber air lahan pertanian yang ada di sana.
Kecurigaan itu muncul setelah puluhan warga bersama Perangkat Desa Junrejo menemukan pemancangan beton di Kali Watu yang menjadi sungai irigasi bagi warga desa.
Mengetahui hal ini, Kepala Desa Junrejo Andi Faisal Hasan menampung keinginan warganya yang merasa khawatir akan kekurangan air. Menurut dia selain demi masyarakat hal itu juga menyangkut kewibawaan Pemerintah Desa.
“Kami tidak mau diacak acak dan diremehkan. Kita harus tegas. Sebab itu bisa menjadi ancaman serius bagi warga Junrejo dan sekitarnya,” kata Faisal. Iapun membantah jika Dino Park 3 mengaku sudah komunikasi dengan warga, Kasun, dan Kades.
Menyikapi hal ini, juru bicara Dino Park 3, Simon Purwoali mengatakan bahwa pihaknyatelah melaksanakan 14 poin yang menjadi kesepakatan bersama warga. Hanya saja beberapa poin di antaranya tidak terlaksana sepenuhnya, dan ada pula yang belumdilaksanakan.
“Misalnya saja untuk serapa tenaka kerja lokal. Saat ini di Dino Park sudah ada 31 tenaga kerja lokal Desa Junrejo. Adapun bagi tenaga kerja lokal yang lain ternyata sudah berganti nomor telephon saat dihubungi oleh manajemen, dan ada pula yang telah mendapatkan pekerjaan lain,”elak Simon.
Adapun Ketua Komisi C, Didik Mahmud yang kemarin memimpin jalannya rapat mengatakan, mediasi yang dilakukan ini mencoba mendengarkan pendapat dari semua pihak, termasuk dari Pemerintah Kota.
“Kita uapayakan mencari solusi yang terbaik bagi warga Desa Junrejo maupun pengembang sehingga ke depan tidak ada perseteruan lagi,”ujar Didik. Mediasi kemarin berjalan cukup alot, bahkan hingga berita ini ditulis proses mediasi masih berlangsung.(nas)

 

Tags: