Warga Desa Ngebrak Kab.Kediri Kelabakan

Pabrik-Beton-Bocor

(Mesin PT Merak Jaya Beton Bocor)

Kab Kediri, Bhirawa
Puluhan warga Desa Ngebrak, Kec Gampeng Rejo, Kab Kediri mendesak Pemkab Kediri untuk menutup pabrik pengolahan cor PT Merak Jaya Beton. Tuntutan ini terjadi buntut bocornya mesin pengolahan yang mengakibatkan polusi udara hingga menyebabkan gangguan pernafasan pada penduduk sekitar pabrik itu.
Tak hanya itu, tuntutan warga juga didasari karena sejak keberadaan pabrik di wilayah itu tak memiliki kontribusi apapun pada warga sekitar. ”Sudah setahun lebih pabrik itu tidak memberikan kompensasi pada warga, bahkan ketika proses perizinan pabrik itu warga sama sekali tidak pernah dilibatkan, saya minta pabrik itu ditutup,” kata Darmawan warga setempat.
Hal ini juga diamini warga yang lain bernama Emi, akibat bocornya mesin pabrik itu, terpaksa dia menutup warungnya dan tidak berjualan, sebab debu dari pengolahan semen itu tidak hanya mengotori rumah puluhan warga, namun juga masuk ke rumah hingga barang dagangannya menjadi kotor.
”Tadinya jualan namun kondisinya seperti ini akhirnya saya tutup, akibat debu ini saya menjadi sesak dan batuk. Dan sejak keberadaan pabrik itu selain bising dan debu beterbangan, mereka belum pernah memberikan kompensasi apapun,” terangnya.
Melihat kejadian ini, pihak kepolisian dari Polsek Gampengrejo langsung memasang police line untuk mengamankan lokasi dan sebagai tanda peringatan bahwa kegiatan pabrik harus dihentikan sementara. Dikatakan Kapolsek Gampengrejo, AKP Slamet TD jika peristiwa bocornya tabung semen terjadi sekitar pukul 09.00 WIB.
”Kami mengamankan warga agar tidak melakukan demo atau berbuat anarkis akibat kejadian itu, dan dampaknya saya kira satu RW ini kena semua, sedangkan untuk penutupan ini kita kordinasi dengan Muspika,” kata Kapolsek.
Sementara warga yang menggeruduk lokasi pabrik, sempat bersitegang dengan perwakilan perusahaan, warga meminta kepastian pertanggungjawaban pada perwakilan denagn menggunakan surat pernyataan, namun rupanya perwakilan pabrik yang diketahui bernama Bambang enggan memberikan tindakan, sebab masih menunggu pimpinan perusahaan yang sedang perjalanan ke TKP.
Namun setelah Babinsa berhasil menghubungi pihak perusahaan, amarah warga dapat dikendalikan, karena pimpianan perusahaan berjanji akan menemui warga pada pukul 15.00 WIB. Kendati demikian, warga enggan meninggalkan pabrik dan lebih memilih menduduki area pabrik beton ini.
Dan hingga berita ini ditulis pihak pabrik belum bisa dikonfirmasi, Perwakilan perusahaan bernama bambang mengatakan jika  tidak memiliki wewenang untuk berstatmen. ”Nanti saja mas kalau pimpinan kami sudah datang,” tandasnya. [van]

Tags: