Warga Diimbau Waspada Penyakit Leptospirosis

Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita ketika memberikan keterangan pers terkait penyakit leptospirosis yang menyerang warga Surabaya, Selasa (21/11). [andre/bhirawa]

Dinkes Surabaya, Bhirawa
Masyarakat Kota Surabaya diimbau untuk mewaspadai potensi timbulnya penyakit di musim hujan. Terutama penyakit yang ditularkan oleh binatang. Kewaspadaan ini bisa dimulai dengan membiasakan hidup bersih di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan, tidak hanya nyamuk yang selama ini menjadi penularan penyakit demam berdarah atau cikunguya, tikus juga bisa menjadi perantara penyakit. Menurutnya, tikus bisa menyebabkan penyakit leptospirosis bila ternyata urine/darahnya mengandung bakteri lestospira.
Seperti kejadian yang terjadi pada keluarga di Dukuh Karangan Gang 5 RT 10/ RW 03 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung, yang diduga terjangkit virus tikus. Menurut Febria untuk kejadian yang menimpa keluarga di Kelurahan Babatan tersebut, masih diduga (terjangkit leptospirosis).
”Sudah dilakukan pemeriksaan cepat (rapid test) ibunya (Suparmi) dan negatif. Kalau untuk bapaknya masih suspect karena belum ada hasil ceknya, itu hasilnya nanti 7-10 hari. Untuk tikusnya, kami sudah ambil untuk dicek ke Salatiga guna melihat apakah ada bakteri lestospira,” ujar Febria Rahmanita kepada wartawan di lokasi, Selasa (21/11).
Menurut Febria, di kawasan tersebut memang banyak ditemukan tikus. Menurutnya, dari upaya yang dilakukan petugas Linmas dan warga, kemarin ditemukan 20 tikus dan besoknya delapan tikus.
Selama ini, sambung Febria, Dinkes Kota Surabaya rutin melakukan penyuluhan setiap pekan kepada warga. Ada kader lingkungan dan juga dari Puskesmas yang turun mengingatkan warga untuk menjaga kebersihan lingkungan. Termasuk imbauan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk dan membersihkan barang-barang yang tidak terpakai di dalam rumah.
Terkait penyakit yang diakibatkan oleh virus tikus, Febria menjelaskan bahwa gejalanya hampir mirip dengan flu. Juga dibarengi dengan mata merah dan bila didiagnosa lanjut, matanya agak kuning.
”Langkah pertama yang dilakukan begitu ada gejala panas, segera bawa ke Puskesmas untuk dilakukan diagnosa. Dan yang kedua, yang paling penting jaga kebersihan. Tumpukan barang yang nggak terpakai itu dibuang,” sambung pejabat yang juga dokter gigi ini.
Sementara itu Kabag Humas Pemkot Surabaya Muhammad Fikser menambahkan, ketika ada informasi terkait kejadian di Dukuh Karangan Gang 5 RT 10/ RW 03 Kelurahan Babatan Kecamatan Wiyung, personel dari Linmas dan Penanggulangan Bencana langsung melakukan pembersihan bersama warga di lokasi rumah.
”Kemudian dilakukan renovasi rumah oleh personel penanggulangan bencana Linmas dan kecamatan,” jelas Fikser.
Terkait usulan untuk rehabilitasi rumah melalui program RSDK (Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh) nya Dinas Sosial Kota Surabaya, Fikser menyebut belum bisa dilaksanakan karena kelengkapan administrasi. Sebab, rumah tersebut merupakan milik saudaranya yang kemudian diizinkan dipakai. [dre]

Tags: