Warga Diminta Biasakan Diri, Dewan Dukung Daging Kerbau Impor

DPRD JatimDPRD Jatim, Bhirawa
Komisi B mendukung kebijakan pemerintah pusat untuk mengimpor daging kerbau India sebagai pemenuhan kebutuhan daging dalam negeri. Masyarakat diminta tidak resah atas kualitas daging tersebut dan membiasakan diri untuk mengkonsumisnya.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Chusainuddin menyatakan masyarakat tak perlu khawatir dengan daging kerbau impor asal India yang dilakukan pemerintah pusat. Impro daging ini juga siap masuk ke Jawa Timur.
Menurutnya emerintah sudah mengirim tim kesehatan untuk menguji dan melihat kerbau-kerbau yang akan disembelih dan bahkan juga mengirim tim sertifkasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memberikan arahan agar proses halal menurut agama Islam bisa terpenuhi.
“Saya mengimbau masyarakat tak perlu khawatir terhadap keamanan dan kesehatan daging kerbau impor tersebut. Sebab pemerintah sudah mengecek dan menguji daging itu sebelum proses impor dilakukan,” urai Wakil Sekretaris FPKB Jatim itu.
Anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim VI ini menyambut baik atas kebijakan pemerintah pusat yang melakukan impor daging kerbau dari India yang bertujuan untuk memenuh kebutuhan gizi daging merah bagi masyarakat.
Alasannya, harga daging sapi saat ini masih melambungnya, berkisar di harga 120 ribu per kilogram. Sehingga daging kerbau ini bisa menjadi alternatif bagi masyarakat untuk pemenuhan gizi.
“Tentu tidak serta merta masyarakat kita bisa langsung beralih dari mengkonsumsi daging sapi berpindah ke daging kerbau. Tapi dengan berjalannya waktu nanti masyarakat juga akan menggemari mengkonsumsi daging kerbau tersebut,” imbuh politisi yang akrab disapa Mas Udin ini.
Sementara Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) Jawa Timur menyayangkan sikap pemerintah pusat terhadap kebijakkan impor daging yang diindikasi berasal dari daging kerbau India. Karenanya, hal ini justru akan mematikan peternak sapi di Jatim.
Ketua PPSDS Jatim, Muthowif menegaskan hal ini menjadi masalah serius karena daging impor dari perusahaan India masuk ke Jawa Timur dengan harga yang relatif murah per kilogramnya cuma Rp 60.000.
Menurutnya kalau Jatim konsisten terhadap kebijakan larangan daging impor yang dibuat tahun 2010, tentunya akan melindungi para peternak dan pelaku pasar tradisional.
”Sebelum larangan tersebut dicabut, seharusnya Pemprov Jatim menolak impor daging kerbau yang kabarnya dari India. Apalagi daging tersebut diindikasikan  daging kerbau   dari India yang belum bebas Penyakit Menular Kuku (PMK),”lanjutnya Muthowif, Minggu (16/10).
Ditambahkannya,Pemprov harus lebih tegas keberpihakannya pada peternak. Apalagi Jatim surplus daging sapi, tapi ternyata daging impor bebas masuk ke Jatim, bahkan ke pasar tradisional. Dia menemukan penyebaran daging asal India di Madiun.
“Saya dapat laporan dari teman di Madiun, tapi daging itu diambilnya dari Surabaya,” tutur Muthowif. [cty]

Tags: