Warga Doudo Gresik Sukses Kembangkan Lidah Buaya Jadi Makanan Olahan

Gresik, Bhirawa
Sukses sebagai Kampung Lidah Buaya, kini warga Desa Doudo, Kec Panceng berhasil kembangkan beragam produk makanan olahan berbahan dasar dari Lidah Buaya atau biasa disebut Aloe Vera.
Rupanya, Lidah Buaya kini tidak hanya menjadi destinasi wisata edukasi saja, namun berhasil dijadikan makanan olahan. Sejumlah ibu – ibu PKK desa itu bahkan sukses menjadikan Lidah Buaya sebagai makanan olahan yang bisa memberi nilai tambah ekonomi.
Tumbuhan yang dikenal sejak ribuan tahun lalu ini selain bisa dijadikan makanan olahan, juga memberikan manfaat bagi kesehatan. Makan olahan yang terbuat dari Lidah Buaya itu berupa cendol, keripik, kerupuk, sirup, kue, stick dan masih banyak lainnya. Makanan ini bahkan bisa dihidangkan rumah tangga dan souvenir paket pernikahan.
Menurut Nurhidayati, Ketua Kelompok PKK Desa Doudo, produk makanan olahan Lidah Buaya itu berawal dari suksesnya warga mengembangkan tumbuhan Lidah Buaya untuk destinasi wisata edukasi.
”Kelompok ibu – ibu PKK ini kemudian melakukan inovasi dengan menjadikan produk makanan olahan, dengan memanfaatkan bahan dasar Lidah Buaya yang tumbuh subur di teras rumahnya,” katanya, Kamis (25/7) kemarin.
Berbekal pendampingan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan pengetahuan di internet, lanjut Nurhidayati, kelompok ibu-ibu kemudian coba membuat kerupuk, keripik, cendol dan lainnya. Inovasi yang dilakukan warga ini bahkan mendapat apresiasi dari warga sekitar. Pesanan terus berdatangan dan jumlah produksi juga meningkat.
Asti Sufana, tokoh penggerak lingkungan di desanya mengapresiasi kegigihan warga Desa Doudo yang telah berinovasi menjadikan Lidah Buaya sebagai makanan olahan.
Menurut Asti Sufana, makanan berbahan dasar Lidah Buaya itu bahkan kini menjadi icon Desa Doudo karena menjadi sumber penghasilan tambahan warga sekitar. ”Hampir setiap warga memproduksi ragam makanan yang terbuat dari Lidah Buaya,” ujarnya. [eri]

Tags: