Warga Dusun Ketintang Dikhawatirkan Terserang ISPA Akibat Limbah Sungai

Kali Bader yang melintas di Dusun Ketintang, Desa Jimbaran Wetan, Kec Wonoayu, sudah bertahun-tahun jadi buangan limbah pabrik. [alikus/bhirawa.

Sidoarjo, Bhirawa
Warga Dusun Ketintang, Desa Jimbaran Wetan, Kec Wonoayu yang tinggal di pinggir Kali Bader dan selama bertahun-tahun jadi buangan limbah pabrik, dikhawatirkan menderita penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Dikarenakan, bau limbah di kali itu sangat menusuk hidung sampai terasa dalam dada.
Menurut Basirin, salah satu warga yang tinggal di pinggir Kali Bader itu, mungkin kini sudah ada warga yang terkena penyakit ISPA, hanya saja belum ada pemeriksaan dari pemerintah, khususnya dari Dinas Kesehatan Kab Sidoarjo.
Ditambahkan Iwan, tetangga Basirin lainnya, keluarganya juga sangat terganggu dengan bau air Kali Bader yang menusuk hidung karena jadi buangan limbah itu. Karena baunya yang menyengat, tiap hari pintu depan rumahnya selalu ditutup.
”Saya pernah memakai air Kali itu untuk memelihara ikan, tapi ternyata semua ikan-ikannya langsung mati tidak tersisa,” ujarnya, Rabu (17/1) kemarin.
Di Kali itu, kata Iwan, kini memang masih ada ikan seperti mujaer, bethik dan pembersih kaca. Karena Ikan-ikan itu kelebihannya, memang mampu bertahan di air-air yang meski tercampur limbah.
Karena menjadi buangan limbah pabrik yang ada di hulu, kini air Kali Bader itu warnanya hitam kebiru-biruan. Menurut warga, di daerah hulu itu ada sejumlah pabrik yang dicurigai membuang limbahnya ke Kali Bader itu. Diantaranya pabrik pemotongan ayam dan sejumlah pabrik lainnya yang berada di pinggir Kali Bader itu.
Warga menegaskan, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kab Sidoarjo, harus peduli dengan pencemaran yang terjadi pada Kali Bader, yang melintasi Dusun Ketintang, Desa Jimbaran Wetan, Kec Wonoayu itu. Karena bertahun-tahun warga desa yang tinggal di pinggir sungai, menghirup limbah yang dibuang ke Kali itu.
Bahkan karena dampak dari air di Kali Bader yang jadi buangan limbah sejumlah pabrik di bagian hulu itu, air sumur warga sekitar sungai, sudah lama tidak bisa dikonsumsi lagi untuk diminum. Air sumur hanya dimanfaatkan untuk cuci dan mandi saja. Sedangkan untuk minum, warga beli air bersih dari tukang air.
Menurut Khoiron, mantan Sekdes PNS di desa itu yang kini sudah dimutasi di Kantor Kec Wonoayu, kejadian pembuangan limbah ke Kali Bader itu memang sudah berlangsung lama. Tapi nyatanya tidak ada tindakan dari Pemkab Sidoarjo, khususunya OPD terkait.
”Paling hanya teguran-teguran saja, tapi pasti tidak digubris, nyatanya sampai sekarang Kali Bader tetap jadi buangan limbah,” katanya.
Menurut Khoiron, OPD dianggap kurang serius tentang masalah ini. Buktinya pabrik yang ada di daerah hulu masih tetap membuang limbahnya ke Kali Bader. Harusnya ada sanksi yang serius dan tegas. [kus]

Tags: