Warga Jatim Diimbau Wajib Waspadai Jamu Tradisional

3-jamu  Penjual jamu tradisional semakin diminati masyarakatSurabaya, Bhirawa
Himbuan masyarakat untuk waspada terhadap peredaran jamu tradisional harus ditingkatkan. Banyak jamu tradisional yang beredar dinilai Dinkes berbahaya karena telah dicampur dengan bahan kimia.
Kepala Dinkes Jatim, dr Harsono mengaku, dari hasil operasi rutin yang digelar Dinkes bersama Balai Besar POM dan Kepolisian, selalu menemukan banyak jamu tradisional yang sudah dioplos dengan bahan kimia.
Dia mencontohkan, mayoritas jamu tradisional kemasan saat ini dicampur dengan paracetamol. Padahal paracetamol adalah sejenis obat kimia yang berfungsi untuk meringankan dengan cepat sakit kepala.
Selain itu tak jarang jamu tradisional kemasan juga mengandung kortikosteroid. Padahal jika mengkonsumsi jamu jenis ini dipastikan malah akan menyebabkan kerusakan pada ginjal.”Karenanya kita selalu sosialisasikan untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi jamu kemasan,” kata dia.
Menurutnya, masyarakat diminta tidak gampang percaya dalam mengkonsumsi jamu tradisional kemasan. Apalagi jika jamu tersebut menawarkan efek kesembuhan yang cepat. “Obat tradisional itu selalu menyembuhkan dalam waktu relatif lama karena memang tak ada efek sampingnya, tapi kalau ternyata efeknya cepat berarti itu jamu oplosan,” katanya.
Ke depan Harsono berharap dengan ditemukannya jamu tradisional oplosan dapat meningkatkan pengawasan terhadap peredarannya. Untuk mengawasi peredarannya adalah Balai Besar POM, akantetapi sebagai mitra Balai Badan POM, Dinkes akan terus melakukan kordinasi baik langusng atau tidak langsung. ”Dinkes juga terus melakukan pendataan perusahaan jamu tradisional untuk menertibkan izin edar,” ucapnya.
Menanggapi pernyataan di atas, Wito mengaku, pihaknya menilai positif langkah Dinkes dan Balai Besar POM dalam mengawasi peredaran jamu tradisional. Jika dilihat saat ini masih ditemukan jamu tradisional yang belum memiliki ijin edar dari BPOM.
”Saya yakin jika pengawasannya ketat maka peredaran jamu tradisional oplosan tidak akan sampai ke konsumen,” jelasnya. [dna]

Tags: