Warga Jatim Jangan Sepelekan Dispepsia

Tingginya aktivitas pekerjaan membuat orang lupa untuk makan teratur.

Tingginya aktivitas pekerjaan membuat orang lupa untuk makan teratur.

Surabaya, Bhirawa
Banyak masyarakat yang tidak tahu bahaya dispepsia atau penyakit maag.Jika tidak diobati penyakit maag akam memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr Soetomo Prof Dr Iswan A Nusi SpPD KGEH FINASIM, mengatakan, selama ini di Divisi Gastro-Hepatologi banyak ditemui kasus penyakit dyspepsia dalam keadanan yang sudah kronis atau terlambat ditangani. Hal ini ditengarai karena masyarakat kurang memperdulikan gejala awal suatu penyakit, cenderung membiarkan dan baru pergi berobat saat kondisinya sudah parah dan rasa sakitnya sudah tidak tertahankan.
“Ini yang sangat kami sayangkan, padahal saat dideteksi sejak dini atau pada tahap awal penyembuhannya bisa lebih mudah dan lebih cepat, sedangkan sudah akut dan kronis seperti ini penyembuhannya lebih kompleks,” terangnya.
Kepala Pusat Endoskopi RSUD Dr Soetomo Divisi Gastro-Hepatologi ini menuturkan mengenai gejala l penyakit dyspepsia seperti nyeri perut, rasa perih di ulu hati, mual, kadang-kadang sampai muntah, nafsu makan berkurang, rasa lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada, dan perut regurgitasi atau keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba.
Jika mengalami gejala-gejala semacam itu sebaiknya cepat-cepat berobat ke dokter. Walaupun belum parah dan belum menganggu aktivitas tetap harus diwaspadai karena belum tahu kondisinya secara jelas. Oleh karenanya perlu peran dokter untuk memeriksa dan memberikan penanganan yang tepat.
“Karena jika  dibiarkan dan tidak segera diobati bisa menjadi gastritis kronik hingga menjadi pemicu kanker,” tegasnya.
Kenapa penyakit dyspepsia ini perlu diwaspadai karena penyakit ini penyebab dan pemicunya banyak, mulai dari infeksi helicobacter paloma atau infeksi kuman, luka pada lambung, hingga tumor. Dan pemicunya bisa karena kebiasaan makan yang tidak teratur, jenis makanan yang dikonsumsi banyak makanan pedas dan asam, dan masih banyak lainnya.
“Banyaknya penyebab dan pemicu dyspepsia ini menyebabkan pengobatan lebih komplek dan butuh waktu lama. Karena harus ditangani satu per satu hingga semuanya sembuh. Akan tetapi setelah itu kebiasaan dan pola hidup pasien juga harus dirubah menjadi lebih sehat agar tidak kambuh lagi,” paparnya.
Oleh karenanya ditekankan Iswan, sangat penting membiasakan hidup sehat, baik dalam penerapan pola makan, tidur, kebersihan lingkungan, dan kebiasaan lainnya. Karena menjadi tindakan preventif yang akan mencegah terserang berbagai penyakit.  [dna]

Tags: