Warga Jember Desak Bupati Faida Minta Maaf

Wabup Jember A Muqit Arief menemui pengunjuk rasa yang mengatasnamakan Koalisi Masyarakat Jember Bela Kiai Muqit di halaman Kantor Pemkab Jember, Selasa (15/12).

Jember, Bhirawa
Ratusan warga yang tergabung dalam Masyarakat Jember Peduli Kyai (MJPK) mendesak Bupati Faida dan sejumlah pejabat yang diduga melakukan persekusi dan intimidasi kepada Wakil Bupati A. Muqit Arief untuk meminta maaf secara terbuka.
Para pengunjuk rasa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat, santri dan warga Kecamatan Silo membawa sejumlah poster bertuliskan #SaveKiaiMuqit mendatangi Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jember, Jatim, Selasa (22/12). “Kami ingin Bupati Jember Faida meminta maaf secara terbuka kepada Kiai Muqit dan kami akan menjaga marwah ulama agar tidak direndahkan,” kata koordinator aksi Ikhsan Tafsir.
Pengunjuk rasa memberikan batas waktu kepada Bupati Faida 3 x24 jam untuk meminta maaf kepada Wabup Jember Muqit Arief dan apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka massa mengancam akan melakukan aksi unjuk rasa yang lebih besar. “Bupati Faida harus minta maaf secara terbuka. Kalau tuntutan kami diabaikan, maka kami akan datang lagi ke Kantor Pemkab Jember dengan massa yang lebih besar,” tuturnya.
Massa yang menggunakan puluhan truk dan mobil pribadi mengecam keras tindakan Bupati Faida dan kroninya bersama Kejaksaan yang telah melakukan intimidasi terhadap Wabub Muqit Arif karena melaksanakan rekomendasi Mendagri dan perintah Gubernur tertalit tata kelola pemerintahan sesuai KSOTK 2016.
Massa terus bergantian berorasi diatas mobil komando. “Kami datang dari kampung menuntut keadilan untuk kyai kami,” kata Ahmad yang mengaku dari Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo ikut aksi untuk membela Wabup Muqit.
Namun tidak ada tanda-tanda Bupati Faida memenuhi tuntutan demonstran. Pintu gerbang Kantor Pemkab Jember masih tertutup dengan penjagaan ketat oleh ratusan personil kepolisian dan dibantu TNI.
Selang beberapa lama, Wabub Muqit Arif turun menemui massa. Pengasuh Ponpes Al Falah Silo ini meminta agar masyarakat tenang agar Jember tetap kondusif.
“Saya harap masyarakat bersabar dan tenang, agar Jember tetap kondusif. Do’akan saya tetap sehat dan bisa bekerja hingga masa jabatan saya berakhir,” pintanya.
Wabub Muqit menghimbau agar masyarakat tidak bergerombol dan meminta agar segera pulang ke rumahnya masing-masing,” Ini masa pandemi, saya berharap segera pulang dan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” himbaunya.
Mendengar arah dari Wabub Muqit, tidak sedikit masa yang haru dan menangis. Mereka mengaku tidak terima jika Wabub Muqit diperlakukan semena-mena.
“Beliau orang sabar dan ikhlas. Kami tidak terima kyai kami diperlakukan seperti itu,” ujar Guntur warga Rembangan yang ikut aksi sambil menangis.Usai ditemui Wabub Muqit, masa aksi membubarkan diri.
Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Faida bersama Yessiana Arifa, Plt. Kadis Cipta Karya, Srilaksmi Nuri Indradewi, Kasubag Hukum Perundang Undangan Bagian Hukum, Deni Irawan, Plt. Kabag Organisasi, Yuliana Harimurti, Kepala BPKAD, dan Yusuf Aribowo Dosen FH Unej) serta Kasi Datun Kejaksaan Agus Taufiqurrahman diduga melakukan intimadasi dan tekanan kepada Wabub Muqit Arif, karena telah mengembalikan 367 pejabat dilingkungan pemkab Jember ke posisi (KSOTK 2016) sesuai rekomendasi Mendagri dan perintah Gubernur Jatim, awal November 2020 lalu. [efi]

Tags: