
Meriahkan hari kemerdekaan HUT RI ke 70, warga Jetak Kecamatan Kota Bojonegoro menggelar upacara di tengah aliran sungai Bengawan Solo setempat. (Achmmad Basir/bhirawa)
Bojonegoro, Bhirawa
Banyak cara untuk ikut memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 70. Tak mempunyai ruangan yang luas, tak mengurangi semangat juang warga untuk menggelar upacara bendera. Puluhan warga Kelurahan Jetak RT02/RW 01 Kecamatan Kota Bojonegoro, mereka menggelar upacara di tengah sungai Bengawan Solo yang kondisi airnya surut, kemarin.
Walaupun dilakukan di tengah sungai, namun tak mengurangi layaknya upacara pengibaran bendera sebagaimana mestinya yakni mulai dari pengibaran bendera merah putih, pembacaan teks Pancasila, UUD 45, hingga proklamasi serta mengheningkan cipta dan diakhiri menyanyikan lagu-lagu nasional.
Tak peduli panas, anak-anak sampai orang dewasa mengikuti upacara kemerdekaan. Warga sangat berempati terhadap para pahlawan yang begitu semangat dalam memperjuangkan kemerdekaan RI. Sementara bendera merah putih berukuran raksasa dipasang di atas tebing bengawan sebelah barat. Upacara Bendera dimulai pada pukul 09.30 WIB dan berlangsung khidmat.
Peserta upacara berbaris rapi di tepi bengawan. Sedangkan pembina dan pemimpin upacara serta pengibar bendera berendam di sungai. Agus Purnomo selaku pembina upacara menjelaskan, upacara yang diselenggarakan di tengah air bengawan merupakan inisiatif warga. “Kalau upacara di tanah lapang atau alun alun itu sudah biasa. Lagi pula kami tidak punya lapangan untuk mengadakan upacara,” ungkap Agus Purnomo usai kegiatan.
Setelah upacara selesai dilanjutkan dengan aneka lomba untuk anak-anak. Kegiatan ini rutin diselenggarakan untuk menyemarakkan HUT RI ke 70. Warga di bantaran bengawan selalu punya cara unik tiap tahunnya, sekaligus minta doa agar warga selamat dari musibah.
Pantauan di lapangan puluhan warga Jetak yang tak mengikutu kegiatan tersebut justru menjadikannya tontonan. Mereka melihat dari pinggir sungai hingga dari jembatan penyebrangan terbuat dari bamboo untuk akses saat musim kemarau.
Teatrical Perjuangan
Sementara itu, teatrical (drama) perjuangan melawan penjajah ditampilkan usai pengibaran bendera sangsaka merah putih pada upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke 70, dengan irup Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, di lapangan pendopo Ronggosukowati, kemarin.
Drama kolosal dimainkan anggota teater dari sejumlah pelajar SMA, disutradarai Diki Gustama, dengan cerita perjuangan Tentara dan Rakyat Pamekasan melawan penjajah Belanda yang berupaya bercokol kembali di tanah Madura.
Drama perjuangan memukau peserta upacara, terutama Forum Pimpinan Daerah didampingi para Ibu-ibu ini. Para artis teater berupaya menampilkan peran cerita bagaimana para pendahulu berjuang mengorbankan harta benda dan jiwa menghalau datangnya pasukan penjajah Belanda.
Ending cerita perjuang menampilkan keberanian Kapten Syafii, memimpin pasukan sebagai cikal bakal dibangun tugu peringatan ‘Arek Lancor’ berdiri kokoh di alun-alun kota. Drama ditutup dengan membaca puisi ‘Madura Akulah Darahmu’ penyair kondang, D. Zawawi Imron.
Gelar upacara diikuti TNI-Polri, Satpol PP, Imigrasi, Lapas IIA, SKPD, Pramuka, Mahasiswa dan Pelajar, komadan upacara Kapten Inf. Syamsul Ma’arif, berlangsung hikmat detik-detik pembacaan teks Proklamasi Ketua DPRD, H. Halili dan pengimbaran sang saka merah putih.
Peringatan HUT RI ke-70, diawal upacara renungan malam di TMP Panglegur. Di hari puncaknya Menkumham melalui Lembaga Pemasyarakat Klas IIA Pamekasan, memberikan remisi umum kepada warga binaan yang diserahan secara simbolis Bupati Syafii.
Rekapitulasi Napi di Lapas IIA, tanggal 15 Agutus 2015, berjumlah 761 orang, diusulkan mendapat remisi umum (RU) I dan II, 674 orang. Mendapat RU-I sebanyak 456 orang dan RU-II 14 orang. Napi langsung bebas 8 orang dan 6 orang masih menjalani hukuman subsider.
Bupati dan Ibu Ani Syafii bersama Wabup dan Ibu Halil Asy’ri, memberikan bingkisan kepada veteran perjuang dan istri pejuang. Dilanjutkan pemberian penghargaan kepada pasukan pengibar bendera. [bas,din]