Warga Jombang Temukan ‘Lempengan Soekarno’ Di ‘Makam Mbah Dempok’

Kolidi bersama sejumlah lempengan berwarna emas bergambar Presiden pertama RI, Soekarno, Sabtu (07/07). [Arif Yulianto/ Bhirawa].

Jombang, Bhirawa
Seorang warga Dusun Blimbing, Desa Blimbing, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang bernama Kolidi (52) mengaku menemukan sejumlah lempengan berwarna emas dengan gambar Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir Soekarno. Kolidi yang juga merupakan Kepala Desa di desa setempat itu mengatakan menemukan lempengan bergambar Soekarno ini pada tahun 2014 yang lalu di sekitar tumpukan bata kuno persis di depan rumahnya. Tumpukan bata-bata kuno itu oleh warga sekitar, dipercaya sebagai makam kuno ‘Mbah Dempok’.
Diceritakannya, lempengan berwana emas bergambar Soekarno dengan panjang delapan sentimeter dan lebar empat sentimeter dengan ketebalan dua sentimeter dan di sisi lainnya yang terdapat gambar Garuda Pancasila ini, ia temukan saat malam hari ketika ia sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Saat itu Kolidi mendengar suara yang jatuh dari atas dekat pohon mangga di depan rumahnya. Dianggapnya buah mangga jatuh, namun saat dihampiri, ternyata gumpalan tanah basah yang didalamnya terdapat lempengan gambar soekarno tersebut.
“Kemudian saya bersihkan dengan air di dalam rumah, ternyata kelihatan kuning-kuning yang ternyata bentuk lempengan itu,” kata Kolidi menceritakan kisah penemuannya itu kepada sejumlah wartawan, Sabtu (07/07)
Menurut Kolidi, 13 lempengan bergambar Soekarno tersebut, ditemukan jatuh tepat disamping empat gundukan bata kuno yang disebut warga sekitar sebagai makam kuno ‘Mbah Dempok’.
“Ya disitu mas, di samping makam. Awalnya (tahun) 2014 itu ‘nemu’ sembilan lalu setahun lagi, selang musim mangga baru ‘nemu’ lagi empat, jadinya 13,” terang Kolidi
Sebelum menemukan puluhan ‘lempengan Soekarno’ itu, Kolidi mengaku pernah bermimpi didatangi sosok tua beberapa kali. Dalam mimpinya, sosok tua memberitahukan kepadanya bahwa, di depan rumahnya ada barang yang berharga. Pada mimpi yang kedua, Kolidi menceritakan di dalam kompleks bata kuno itu terdapat kereta kencana.
“Dia ‘ngomong’ kalau di depan rumah itu ada rezeki. Kemudian jarak tiga bulan bermimpi didatangi orang tua itu lagi. Saat itu dalam mimpi dia membuka makam itu, dan terlihat ada kereta kudanya,” tuturnya.
Kolidi mengatakan, dirinya pernah membawa sejumlah lempengan bergambar Soekarno itu ke toko emas untuk mengecek keasliannya. Hasilnya, diketahui bahwa kadar emas dari lempengan tersebut hanya sedikit.
“Itu saya bawa ke Mojokerto untuk mengecek kadar emasnya ke tukang emas di pinggir jalan. Katanya kadar emasnya itu masih muda. Artinya sampai ke kadar emas itu baru 20 kadar emasnya, belum 100 persen,” lanjutnya.
Masih menurutnya, 13 lempengan bergambar Soekarno itu sempat ditawar seseorang. Meski dari hasil tes hanya ditemukan sedikit kadar emasnya, Kolidi mengaku bahwa untuk satu lempengan bergambar Soekarno itu, pernah ditawar hingga tiga juta rupiah.
“Awalnya ditawar 1,5 juta per batang. Terus jarak satu bulan nemui lagi, ditawar tiga juta,” tambah Kolidi.
Tawaran tersebut tidak membuat Kolidi tergiur untuk menjualnya. Hal tersebut diungkapkan Kolidi karena sebelumnya ia teringat oleh pesan orang tuanya yang melarang untuk menjual belikan barang yang berasal dari tempat yang disebut sebagai ‘Makam Mbah Dempok’ itu.
“Saya itu ingat pesan orang tua saya untuk tidak merusak apapun dari situs,” ujarnya.
Oleh Kolidi dan anggota keluarganya, saat ini, ke-13 lempeng bergambar Soekarno itu akan tetap disimpan dan dirawatnya.
“Yang jelas untuk lempengan ini, saya simpan, saya jaga dan saya rawat,” pungkasnya.(rif)

Tags: