Warga Kabupaten Sidoarjo Membutuhkan PTN

Ketua MKKS SMK Swasta Sidoarjo, Dr Kisyanto SM SE MM

Sidoarjo, Bhirawa
Seiring banyaknya SMA negeri dan swasta di wilayah Kabupaten Sidoarjo maka sudah selayaknya memiliki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Karena PTN bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat Sidoarjo.
Hal ini diungkapkan Ketua MKKS SMK Swasta Sidoarjo, Dr Kisyanto SM SE MM terkait ada wacana Pemkab Sidoarjo yang akan mendirikan SMKN Sedati Sidoarjo. Sementara pemerintah daerah yang dipikirkan hanya SMK saja, apa masyarakat Sidoarjo akan dijadikan kuli semua.
Kisyanto menjelaskan, kalau ada lahan seluas 17 hektare bisa ditambahi lagi, agar lebih luas bisa ditempatkan wilayah Sedati untuk Poltek atau PTN. Dengan adanya perguruan tinggi otomatis mendorong masyarakat Sidoarjo pendidikannya lebih tinggi lagi.
“Kalau kualitas siswa SMK kita untuk masuk industri, saya yakin sudah sangat mumpuni. Karena belum ada industri yang mengeluh soal kualitas siswa,” tegas Sekretaris MKKS SMK Swasta Jawa Timur ini.
Menurut Kisyanto, kalau alasan mendirikan SMKN Sedati tuntutan warga, karena saat PPDB dengan sistem zonasi banyak siswa SMP yang tidak bisa diterima di sekolah negeri. Kalau itu alasannya, maka akan ada beberapa kecamatan – kecamatan lagi yang menuntut hal yang sama. Habislah sekolah swasta ini, karena banyak kecamatan yang tidak mempunyai sekolah negeri.
“Maka saya berharap sekolah yang sudah ada ini dimaksimalkan, lebih dikuatkan kualitasnya. Jika menambah sekolah baru lagi, maka akan berdampak sekolah yang lain melemah, karena di Sidoarjo ini masih banyak sekolah yang tidak sehat.
“Jadi, semakin banyak sekolah kita kualitasnya lemah, artinya kualitas SDM kita juga melemah. Makanya sekolah negeri dan swasta itu tanggungjawab pemerintah dan masyarakat agar menjadi lebih baik,” ujarnya.
Kisyanto menjelaskan, kalau jumlah SMK di Jawa Timur ini sudah overload, jumlah SMK sudah mencapai sekitar 2.252 sekolah. Adapun jumlah sekolah yang sakit, tidak sehat jumlah siswanya di bawah 100 anak itu banyak sekali sekitar 859 sekolah. Sementara untuk Sidoarjo jumlah SMKnya 80 sekolah, kalau dirata – rata per sekolah bisa minimal 340 an siswa dan itu belum ideal. ”Makanya saya berharap yang sudah ada bisa dimaksimalkan SDM maupun kesejahteraan para gurunya,” harapnya.
Kisyanto mengaku sering menyampaikan di rapat – rapat MKKS untuk Jawa Timur jangan menambah sekolah lagi, stop dulu sampai kondisi SMK di Jatim 75% sehat. Kalau 100% sulit, kondisi sekarang masih 40% yang sehat. Makanya kalau ada sekolah baru dikaji dulu. Karena masih banyak sekolah yang tidak sehat, bahkan di bawah 60 siswa per sekolah itu masih banyak sekali, dan ini ada dasarnya. [ach]

Tags: