Warga Kedanyang Gresik Gelar Sedekah Bumi

Warga tengah mengirap gunungan sebelum jadi rebutan warga. [kerin ikanto/bhirawa]

Warga tengah mengirap gunungan sebelum jadi rebutan warga. [kerin ikanto/bhirawa]

Gresik, Bhirawa
Sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, warga Desa Kendanyang, Kec Kebomas menggelar acara tahunan berupa sedekah bumi, Sabtu (5/9). Selain membuat tumpeng berukuran raksasa, juga gunungan yang terbuat dari buah-buahan setinggi 3,5  meter.
Acara sedakah bumi itu dimeriahkan warga setempat. Bahkan, tak sampai 5 menit setelah pembacaan doa, gunungan setinggi 3,5 meter dengan diameter 3 meter ludes jadi rebutan warga. Warga seakan tak peduli bahaya saat menaiki ketinggian gunungan. Mereka sangat antusias  meraih puncak gunungan meski hanya berupa untaian padi.
Sedekah bumi itu dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Gresik, Sambari-Qosim dihelat halaman di Pendopo Kantor Desa Kedanyang. Ribuan warga desa Kedanyang dan sekitarnya turut hadir menjadi saksi kemeriahan acara sedekah bumi yang diselengarakan setahun sekali ini. Selain warga setempat, tradisi tahunan ini juga dihadiri Muspida serta tokoh masyarakat Gresik serta Pejabat Pemkab Gresik.
Menurut Kades Kedanyang, Almuah, rebutan gunungang berupa hasil pertanian ini merupakan tradisi. Puncak gunungan berupa padi ini sebenarnya hanya simbolis yang berarti kemakmuran. ”Selama ini hasil pertanian warga Kedanyang sangat menggembirakan. Benih, pupuk dan obat-obatan tersedia dengan cukup serta hasil panen melimpah melebihi target. Jadi sedekah bumi ini mengandung makna syukuran atas kesejahteraan masyarakat Desa Kedanyang,” ujarnya.
Selain makna syukur, sedekah bumi merupakan simbol persatuan dan kebersamaan masyarakat. ”Biaya sedekah bumi ini tak sedikit. Kami menganggarkan sekitar Rp50 juta yang dikumpulkan dari partisipasi masyarakat. Belum lagi biaya hantaran yang dinamakan ambeng. Kalau dihitung bisa mencapai ratusan juta. Tanpa kerukunan dan partisipasi, niscaya upacara ini tak bisa dilaksanakan,” jelas Almuah.
Tentang rebutan puncak gunungan berupa untaian padi, Yasin (55) tokoh masyarakat setempat mengatakan, beberapa warga meyakini padi pada gunungan akan memberikan rejeki. Biasanya warga yang memperoleh padi akan menjadikan bibit dengan mencampurkan pada bibit padi untuk ditanam pada musim tanam berikutnya. ”Kami memaklumi karena keyakinan ini sudah ada sejak jaman dulu,” ungkapnya.
Sementara Bupati dan Wakil Bupati Gresik yang tampil bareng saat memberikan sambutan meminta agar seluruh masyarakat Desa Kedanyang tetap rukun, bersatu dan selalu mengedepankan gotong royong. [eri]

Tags: