Warga Keluhkan Pendangkalan Sungai Ketapang Sidoarjo

Kondisi Sungai Ketapang yang mengalami pendangkalan hingga mengakibatkan banjir. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Beberapa warga Porong dan sekitarnya mengeluhkan akibat pendangkalan Sungai Ketapang yang terletak di wilayah Desa Ketapang, Kec Tanggulangin atau tepatnya di utara semburan Lumpur Lapindo hingga berimbas banjir di Jalan Raya Porang dan sekitarnya. Setiap curah hujan tinggi, air sungai meluap serta merendam pemukiman warga Desa Gempolsari dan sekitarnya termasuk jalan raya Porong.
Untuk mengantisipasi banjir tersebut, setiap tahun seharusnya dinormalisasi karena endapanya lumpur terus meninggi. “Jadi, setiap musim hujan, pemukiman warga Desa Kalitengah, Ketapang dan Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin menjadi langganan banjir. Kalau hujan turun, Desa Gempolsari sering banjir. Karena air saluran yang mengalir ke Sungai Ketapang cenderung kembali. Dangkalnya sungai memicu volume air meluber,” jelas Sopi’i salah satu warga Gempolsari (13/2).
Menurut pria 39 tahun ini di RT 10, RW 02 dan lainnya di Desa Gempolsari menjadi kawasan langgaran banjir tahunan. Setiap hujan turun, air menggenani kawasan pemukiman padat penduduk itu. “Kondisi seperti ini sudah bertahun-tahun, terutama kawasan yang berbatasan dengan sungai. Air tidak segera surut karena volume air di sungai tinggi,” imbuhnya.
Selain itu, warga beberapa waktu lalu sudah menyampaikan protes dan keluhannya ke Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo(PPLS). Saat itu warga meminta segera ada penanganan agar tidak terjadi banjir setiap hujan turun. Salah satunya dengan mengeruk sungai yang dangkal akibat endapan lumpur itu. “Apalagi Sungai Ketapang merupakan saluran yang melintasi pemukiman penduduk. Sungai Ketapang penuh dengan endapan lumpur. Kian hari volumenya makin bertambah. Sungai tak dapat menampung air hujan dan lumpur hingga menyebabkan rumah warga terendam banjir,” ungkapnya.
Sementara Koordinator Penanganan Tanggul Lumpur PPLS, Agus Winarko mengakui pihaknya mendapat keluhan dari warga yang meminta agar segera dilakukan pengerukan Sungai Ketapang. Menurutnya, sejak masa transisi dari BPLS ke PPLS, pihaknya berupaya menangani lumpur semaksimal mungkin, termasuk menangani sungai yang dangkal agar saat hujan pemukiman warga tidak kebanjiran. “Kami sudah mengerahkan ponton untuk mengeruk menggunanakan alat berat agar saluran yang dangkal menjadi dalam kembali,” katanya.
Selain itu, lanjut Agus pihaknya juga menormalisasi saluran sisi utara tanggul lumpur agar aliran air lancar. Hingga kini normalisasi terus dilakukan. Apalagi saat ini musim hujan. Selain itu juga ada pengendalian lumpur termasuk penguatan tanggul menjadi agenda utama PPLS Tahun 2018 ini. “Normalisasi saluran di sekitar tanggul lumpur dilakukan agar pemukiman warga tidak kebanjiran saat hujan turun. Soal air yang menggenangi jalan raya Porong saat hujan, PPLS menyiapkan pompa yang dioperasikan agar air segera surut. Sehingga genangan air menghubungkan Sidoarjo-Malang segera surut,” pungkasnya. [ach]

Tags: