Warga Kerek Tuban Imbau Pemerintah Atasi Langganan Banjir

hud-kondisi jlan tergenang air 2-1Tuban, Bhirawa
Untuk yang kesekian kalinya, sejumlah desa di Wilayah Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban kembali terendam banjir akibat luapan sungai yang disebabkan hujan lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban (03/02) malam.
Pada awal tahun 2015 in saja, wilayah tersebut sudah sudah dua kali terendam banjir. Sebelumnya pada akhir tahun 2014 atau semenjak musim penghujan sudah delapan kali wilayah tersebut terjadi banjir bandang kiriman dari wilayah selatan.
Beberap desa yang terendam banjir diantaranya Desa Kapu dan Desa Mandirejo. “Hujan lebat terjadi mulai mahrib sampai sekitar pukul 9 malam. Air banjir masuk rumah-rumah warga sekitar pukul 12 an malam tadi,” terang, Nurul Fuad salah satu warga Desa Mandirejo.
Menurutnya, ketinggian air yang memasuki rumah-rumah warga sampai setinggi lutut orang dewasa. Sehingga, sebagian besar warga yang rumahnya terendam air banjir mengamankan barang-barang miliknya ketempat yang lebih tinggi. “Ini semalam kita angkat-angkat seperti almari, kulkas, dan barang-barang lainnya kita tempatkan ketempat yang lebih tinggi, biar tidak terendam banjir,” terang Fuad.
Selain pemukiman warga, air banjir juga merendam sekolahan. Selain itu, air banjir tersebut juga menggenangi ruas jalan. Sehingga, akses jalan dari Desa Mandirejo menuju ke Desa Kapu terputus. Dengan terputusnya akses jalan tersebut membuat warga yang akan melintasi jalan tersebut harus putar arah.
Namun, ada juga warga yang masih nekat menerjang genangan air tersebut. “Tadi ada banyak warga yang nekat menerjang genangan air tersebut, dan tidak sedikit yang motornya mati akibat menerjang genangan air tersebut,” kata Nurul Fuad.
Akibat direndam banjir, salah satu Madrasah Ibtiakiyah (MI) Salafiyah Desa Mandirejo terpaksa meliburkan muridnya, hak ini dikarenakan seluruh ruang belajar maupun guru tergenang air. “Terpaksa kita meliburkan, air masuk ke dalam kelas dan ketinggian air hingga selutut orang dewasa. Bahkan, tadi ada siswa yang berangkat tapi kita suruh pulang,” kata Junaedi guru MI Salafiah Mandirejo.
Jika dipaksakan tetap untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar juga akan percuma. Pasalnya, kegiatan belajar mengajar tiak akan efektif.  “Bagaimana bisa efektif kalau siswa belajar dengan basah-basahan. Saya berharap pemerintah segera turun tangan untuk menghentikan banjir ini, supaya hal ini tidak berlarut-larut,” harapnya.
Berbeda dengan MI Salafiyah Mandirejo yang meliburkan muridnya, PG-RA Muslimat NU Salafiyah Desa Mandirejo tetap memasukkan anak didiknya.  “Kita sengaja tidak meliburkan anak-anak mas, karena sudah sering libur gara-gara banjir,” terang, Kepala Sekolah PG-RA Muslimat NU Salafiyah Desa Mandirejo, Maria Tulkibtiyah.
Menurutnya, sekolah yang berlokasi di tepi sungai Mandirejo itu menjadi langganan banjir. Hampir setiap hujan deras mengguyur wilayah perbukitan kapur, maka dapat dipastikan banjir merendam sekolah tersebut. “Selama musim hujan ini sudah tujuh kali. Meski daerah sini nggak hujan, tapi kalau daerah atas sana hujan, ya sini pasti banjir,” jelasnya.
Diharapkan ada upaya pemerintah daerah untuk mengatasi banjir yang terus melanda Desa Kapu dan Desa Mandirejo. Pasalnya banjir yang merendam jalan-jalan desa membuat aktifitas warga terganggu. Tak jarang mereka harus mendorong motor karena mogok kemasukan air. [hud]

Tags: