Warga Ketimang Sidoarjo Diberdayakan Tanam Bawang Merah Serentak

Tim peneliti hasil pertanian Al Mahfudz dan Lilik Indayani member pengarahan kepada warga Desa Ketimang. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Bawang merah masih menjadi salah satu komoditas bernilai tinggi di masyarakat. Oleh karena itu Plt Kades Ketimang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo telah mengajak/memberdayakan warganya untuk menanam bawang merah organic secara serentak. Bila tidak mempunyai lahan, satu keluarga minimal bisa menanam 10 hingga 15 polybag, karena satu polybag bisa menghasilkan 50-100 gram.
Ajakan tersebut ditegaskan Plt Kades Ketimang H Buang Slamet SH MM saat memberikan pengarahan dan sosialisasi pada Program Kemitraan Desa (PKDes) Tata Kelola Lahan Pertanian Desa dengan Penanamana Bawang Organik pada masyarakat, yang dilakukan oleh tim dari Umsida, pada (22/2/20).
Ia berharap, karena harganya pun masih fluktuatif, makanya sangat cocok untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. “Agar masyarakat tidak terganggu atas harga yang tidak stabil itu, perlun sejumlah inovasi dilakukan seperti sekarang ini,” harap Buang Slamet.
Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Teknologi Hasil Pertanian Umsida, Ir. Al Mahfudz MM yang damping anggotanya Sumartik SE MM, Dra. Lilik Indayani MM mengajak kelompok Asuhan Mandiri (Asman) Desa Ketimang untuk menanam bawang merah dalam polybag. “Bawang merah punya seribu manfaat, untuk bumbu masak atau untuk kesehatan. Dengan sistem organik bisa mengurangi residu logam berat dan pestisida,” jelas Mahfudz.
Ia katakan, bagi yang tidak punya lahan bisa memanfaatkan polybag. Jika per rumah ada 10-15 polybag bawang yang ditanam, maka jumlahnya akan bertambah banyak. Setiap polybag kalau hasilnya bagus itu bisa menghasilkan minimal 50-100 gram. Dengan masa panen 60-70 hari.
“Makanya saya berharap kedepan bisa mengangkat harkat, martabat dari sisi ekonomi masyarakat. Karena membantu ibu-ibu dengan kegiatan tambahan melalui pemberdayaan ekonomi. Diharapkan bisa menghemat pengeluaran rumah tangga,” harap Mahfudz dari Prodi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Sains dan Teknologi Umsida.
Lebih lanjut dijelaskan kalau penanaman bawang merah ini dapat dikembangkan lagi untuk bumbu masak atau bawang goreng. “Tadi sudah diajak oleh Pak Kades secara serentak, maka hasilnya akan melimpah. Desa Ketimang akan menjadi desa destinasi sayur organik khususnya bawang merah,” katanya.
Ajeng Listiyowati mahasiswi semester enam teknologi hasil pertanian Umsida yang sekaligus staf administrasi Desa Ketimang, menambahkan bahwa di desa tersebut sebelumnya kelompok Asman telah membudidayakan tanaman kelor. “Selain mengajak menanam bawang, kita memperkenalkan tanaman okra. Biar menambah ragam tanaman yang bernilai ekonomis,” terangnya. [ach]

Tags: