Warga Miskin di Sumenep Mencapai 216 Ribu Jiwa

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Angka kemiskinan di Kabupaten Sumenep tercatat tinggi. Sesuai data di Badan Pusat Statistik (BPS) setempat pada 2015 sebanyak 216 ribu jiwa penduduk di kabupaten ujung timur Pulau Madura berada di bawah garis kemiskinan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep Suparno mengatakan penduduk yang masuk kategori miskin itu mencapai 20,20 persen dari total penduduk 1.072.133 jiwa. Penduduk yang dikategorikan miskin itu karena rata-rata pengeluaran per kapita setiap bulannya di bawah garis kemiskinan yaitu Rp 84.756.
“Angka kemiskinan pada 2015 relatif menurun 0,29 persen atau sekitar 2 ribu jiwa lebih dibanding pada 2014 sebesar 218 ribu lebih,” kata Suparno, Minggu (16/10).
Menurut Suparno, warga yang berada di bawah garis kemiskinan itu menyebar di seluruh kecamatan, baik daratan maupun kepulauan. Hanya saja pihaknya enggan menyebutkan kecamatan mana yang terdapat warga miskin.
“Kalau dilihat dari indek kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) atau  kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin, pada 2015 relatif lebih baik dibanding 2014, yakni dari 3, 54 menjadi 2, 39,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan, dilihat dari indek keparahan kemiskinan (Poverty Saverity Indeks), tidak terlalu timpang yakni dari 0, 91 pada 2014 menjadi 0,45 pada 2015. “Kalau untuk 2016 ini belum ada datanya,” ucapnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep A Busyro Karim mengakui jika warga Sumenep yang berada di bawah garis kemikinan masih tinggi. Persoalan kemiskinan itu bukan hanya masalah daerah atau pemkab saja, namun juga masalah pemprov dan pusat.
“Ada beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk mengentas kemiskinan, baik upaya itu berupa jangka pendek maupun jangka panjang agar penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan itu dapat ditekan,” jelas Bupati Busyro.
Ia menyampaikan, upaya yang dilakukan berupa program jangka pendek di antaranya dengan memberi bantuan atau sumbangan, sedangkan jangka panjang yakni melalui peningkatan SDM.  “Kalau SDM sudah bisa ditingkatkan, Insya Allah lambat laun angka kemiskinan dapat ditekan,” bebernya.
Ditanya soal penyebab tingginya angka kemiskinan di Sumenep, Bupati Busyro mengatakan salah satunya karena letak geografis. Kondisi geografis Kabupaten Sumenep tidak hanya di daratan, namun juga kepulauan dan sejumlah pulau kecil yang sulit dijangkau. “Geografis menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan dan ini sulit ditekan,” tukasnya. [sul]

Tags: