Warga Miskin Diprioritaskan, Bersyukur Dapat Perhatian Pemerintah

keludMelihat Lebih Dekat Rehabilitasi Rumah Korban Kelud
Kabupaten Malang, Bhirawa
Slamet tak kuasa menahan air matanya saat bertatap mata langsung dan berdiskusi dengan Gubernur Jatim Dr H Soekarwo SH, MHum. Pria paro baya itupun terus mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan Pemprov Jatim pada korban erupsi Gunung Kelud.
Salah satu warga Dusun Bales Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ini, sejak erupsi Kelud telah mengungsi di posko yang terletak di Gedung Penginapan Jasa Tirta. Rumahnya rusak berat dan tak bisa ditempati akibat terkena muntahan abu vulkanik yang dikeluarkan dari kawah Kelud.
Awalnya, Slamet bingung bagaimana cara memperbaiki rumahnya yang gentengnya porak-poranda, sebab ia tak memiliki banyak biaya untuk beli genteng dan kebutuhan lainnya. Namun kegelisahannya itu seketika sirna setelah mengetahui rumahnya akan diperbaiki Pemprov Jatim melalui kerja keras personel TNI dan polisi.
“Terima kasih Pak Gubernur, terima kasih sekali. Pakde Karwo telah mau memperhatikan kami yang rumahnya rusak. Sekarang rumah kami sedang diperbaiki oleh TNI dan polisi,” kata Slamet, yang terlihat matanya berkaca-kaca saat Gubernur Soekarwo meninjau posko tersebut, Senin (24/2) malam.
Hal yang sama juga disampaikan Priono, korban erupsi Kelud yang mengungsi di posko yang sama. Menurut pria 37 tahun ini, pemerintah telah sigap memberikan bantuan yang dibutuhkan para pengungsi, sehingga tak begitu sengsara di pengungsian. Semua kebutuhan pokok sehari-hari telah dipenuhi pemerintah dengan baik seperti makanan dan minuman, kebutuhan bayi dan kebutuhan lainnya.
“Kami mengucapkan terima kasih telah memperbaiki rumah kami Pakde Karwo. Kami berharap nanti irigasi juga diperbaiki, sebab lahan pertanian kami rusak akibat tertimbun pasir,” pinta bapak satu anak yang berprofesi sebagai petani ini.
Usai meninjau langsung di posko Pandansari, esoknya, Selasa (25/2), Pakde Karwo meninjau posko lain di Kabupaten Kediri seperti posko Desa Asmorobangun Kecamatan Puncu, posko di Desa Kebonrejo Kecamatan Kepung, posko Dusun Besowo Kecamatan Kepung, posko di Kecamatan Puncu. Kedatangan Pakde Karwo untuk melihat langsung rumah-rumah yang sedang diperbaiki TNI di Dusun Laharpang Desa Puncu Kecamatan Puncu. Dusun Laharpong ini merupakan permukiman warga terakhir sebelum menuju puncak kawah Kelud.
Sepanjang perjalanan dari Desa Asmorobangun menuju Dusun Larangpoh yang jaraknya kira-kira lima kilometer, sebagian genteng rumah milik warga hancur. Bahkan ada yang hancur semuanya. Untuk menutup atap sementara, ada yang ditutup dengan terpal dan plastik seadanya.
Dalam kunjungannya ini, Pakde Karwo didampingi sejumlah pejabat eselon II seperti Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Soejono, Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim Dachlan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Sudharmawan dan Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jatim Gentur Prihantono. Tampak pula Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jatim Wibowo Eko Putro, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Jatim Ratnadi Ismaon dan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim M Ardi Prasetyawan.
“Mencari genteng sekarang susah sekali. Nanti tambal sulam saja. Yang masih bisa dipakai dipilih dan dipergunakan. Jika memang tak dapat genteng, bisa ditambal pakai asbes. Kalau asbes juga kesulitan, untuk sementara pakai terpal saja tidak apa-apa. Ini namanya dinamika lapangan,” kata Pakde Karwo, kepada korban erupsi Kelud di Dusun Laharpong.
Menurut dia, proses rehabilitasi terhadap rumah rusak akibat erupsi Gunung Kelud, sejak Senin sudah mulai dikerjakan. Prioritas utama adalah perbaikan rumah rusak milik warga miskin. “Perbaikan serentak dilakukan di seluruh rumah yang rusak. Namun, prioritas yang kita lakukan untuk warga miskin lebih dulu. Bahkan di Blitar sudah dimulai perbaikannya pada Sabtu, sehingga Senin kemarin perbaikan rumah sudah selesai semua,” katanya.
Ditegaskan Pakde Karwo, Pemprov Jatim memprioritaskan warga miskin karena mereka tidak bisa melakukan perbaikan sendiri, sedangkan yang kaya biasanya sudah melakukan sendiri dengan memanggil tukang. Meski begitu, bila mereka yang mampu juga minta untuk diperbaiki juga tetap akan dibantu oleh TNI yang sekarang berada di lokasi seperti di Kediri, Blitar dan Malang.
Juga sudah ditentukan setiap satu rumah rusak berat ditangani oleh 10 anggota TNI, dalam waktu satu hari rumah tersebut selesai dikerjakan. “Bisa dibayangkan dalam satu hari rumah harus selesai dikerjakan. Artinya, dengan kekuatan hampir empat ribu personel dengan delapan ribu rumah rusak bisa diselesaikan dalam waktu dua minggu,” ujarnya.
Selain petugas melakukan rekontruksi rumah, Pemprov Jatim melalui Dinas PU Cipta Karya Jatim juga menyediakan disitribusi air bersih di sejumlah wilayah. Untuk di wilayah Kediri, seperti di Kecamatan Kepung ada 20 unit, di Puncu ada 18 Unit, Wates 13 unit dan Nguncar 3 Unit. “Ada 11 truk tangki yang keliling di kediri. Sementara di Malang karena medannya sulit disediakan 23 truk tangki,” jelasnya. [iib]

Tags: