Warga Mojokerto Padati ‘Dress Night Competition’

Wali Kota Mojokerto Mas'ud Yunus dan Wakilnya Suyitno yang keduanya didampingi isteri berjalan diatas catwalk Batik Night fashion. [kariyadi/bhirawa]

Wali Kota Mojokerto Mas’ud Yunus dan Wakilnya Suyitno yang keduanya didampingi isteri berjalan diatas catwalk Batik Night fashion. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Parade batik bertajuk ‘Batikku Batikmu’ tahun keempat kembali digelar Pemkot Mojokerto, Minggu (22/5) malam. Ajang fashion show dengan busana batik ini dipadati ribuan warga yang menyaksikan aksi lenggak-lenggok para model diatas karpet merah sepanjang 200 meter itu.
Parade batik yang digelar Disporabudpar itu menjadi agenda tahunan dalam rangkaian menyambut Hari Jadi Kota Mojokerto ke-98.
Kepala Disporabudpar Kota Mojokerto, Novi Raharjo mengatakan, peningkatan kualitas kegiatan parade diantaranya dari sebelumnya hanya digelar selama satu hari, sekarang digelar dua hari, yakni Sabtu dan Minggu. Dari sebelumnya hanya siang hari, kini juga digelar malam hari. ”Dress Competition batik kali ini kita malam hari dengan event Batik Night Spectacular On The Street,” ujar Novi Raharjo.
Batik Dress Competittion, lanjut Novi Raharjo, diikuti 312 peserta dari berbagai daerah di Jatim. Kompetisi ini dibagi dua kelompok umur, anak-anak dan remaja dengan empat kategori yang dikompetisikan, yakni Hijab Muslim, Batik Pesta, Batik Glamour, Batik Casual Modis.
”Setiap desain batik yang ditampilkan oleh peraga busana diatas karpet merah harus ada unsur batik khas Kota Mojokerto, berapa pun proporsinya,” tukas Novi.
Sedangkan untuk helatan Batik Night Spectacular On The Street ditampilkan beragam batik dengan ide-ide spectacular dari puluhan perancang mode dan busana dari berbagai daerah.
”Beragam mode busana dengan beragam kreasi spektakuler benuansa batik disuguhkan dihadapan ribuan penonton sepanjang Jl Gajah Mada bagian selatan hingga perempatan Jl Gajah Mada, Residen Pamuji dan Empunala. Finishnya di depan kantor BAZNAS Kota Mojokerto,” papar Novi Raharjo.
Parade Batik Sesi IV ini, ujar Novi Raharjo lebih jauh, seperti halnya parade sebelumnya, yakni untuk menggali potensi, terutama wisata edukasi dan budaya. ”Kita akan terus menggali dua potensi itu agar terjadi peningkatan secara kualitas hingga kita mampu bersanding dan bersaing dengan daerah lain dalam hal wisata edukasi dan budaya,” tutup Novi Raharjo.
Sementara itu, Wali Kota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengatakan, momentum Hari Jadi Kota Mojokerto dijadikan momentum promosi daerah, termasuk pariwisata.
”Batik Dress Competition ini bagian dari promosi produk unggulan daerah, juga agar Kota Mojokerto dikenal sebagai kota batik. Industri batik kita pacu agar lebih maju, kita garap lebih serius, terutama menghadapi pasar Asia,” katanya.
Dengan 17 motif batik khas Kota Mojokerto yang sudah dipatenkan, Mas’ud Yunus optimis jika produk batik Kota Mojokerto mampu berkompetisi dengan daerah lain.
”Sekarang ada 17 batik Kota Mojokerto yang sudah dipatenkan, seperti motif Mojo, Rengkik, Gringsing, Mrico Bolong dan lain-lain. Dan kita kan terus kita kembangkan lagi sehingga jumlah batik yang dipatenken bertambah banyak,” sergahnya.
Terpenting dan harus ditonjolkan, ujar birokrat ulama ini, pengenalan batik Kota Mojokerto pararel dengan peningkatan kesejahteraan perajin batik hingga mampu mendongkrak tingkat kesejahteraan masyarakat di bidang ekonomi, khususnya perdagangan batik. [kar]

Tags: