Warga Ngepoh Dringu Kabupaten Probolinggo Swadaya Uruk Jalan Rusak

Wujud protes, warga Ngepoh tanam padi di jalan rusak.[wiwit agus pibadi/bhirawa]
Tak Kunjung Diperbaiki Warga Tanam Pisang-Padi dan Mancing

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Jalan Dusun Lajuk, Desa Ngepoh, Dringu, Probolinggo, rusak parah. Warga memprotes rusaknya jalan tersebut dengan aksi tanam pohon, tanam padi, hingga memancing di lubang jalan menganga yang penuh air. Protes itu merupakan puncak kekesalan warga terhadap Pemkab Probolinggo yang tak juga memperbaiki jalan tersebut yang rusak sangat parah. Jalan sepanjang 1 km tersebut rusak karena sering dilalui kendaraan besar.

Kendaraan besar itu melewati jalan tersebut karena Jembatan Kedung Asem sedang dibangun. Pembangunan jembatan itu sendiri memakan waktu kurang lebih setahun lamanya. Jalan rusak ini sering membawa korban pengguna jalan yang jatuh terpeleset ataupun terperosok lubang jalan.

Dengan membawa bibit padi, batang pohon pisang, dan alat pancing, warga menggelar aksi di sekitar jalan rusak yang berubah menjadi kubangan. Selanjutnya warga menanam bibit padi, pohon pisang, dan memancing di kubangan.

“Kami berharap Pemkab Probolinggo segera memperbaiki jalan rusak ini. Kami akan melakukan aksi serupa dengan warga yang lebih banyak jika pemerintah tidak memperbaiki jalan rusak ini,” ujar Nanang Kuswoyo, warga Desa Ngepoh Rabu (1/12).

Sementara itu Camat Dringu, Ulfi Ningtyas, mengatakan pihaknya besok berjanji akan melakukan cek dan survei di lokasi. Hasilnya akan dibicarakan dengan dinas PU Probolinggo agar cepat diambil langkah perbaikan.

“Besok bersama Forkopimka Dringu kami akan melakukan survei bersama di jalan rusak yang membuat warga melakukan aksi protes. Dan hasilnya akan kita koordinasikan dengan pihak Dinas PU agar segera dilakukan perbaikan,” kata Ulfi.

Nanang Kuswoyo menambahkan, warga berharap agar pemerintah melakukan upaya pembangunan dengan menggunakan beton atau aspal hotmix. “Saya berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan jalur jalan ini,” tegasnya. “Agar korban tidak terus berjatuhan dan tidak sampai menelan korban jiwa,” tuturnya.

Aksi protes dan aksi warga dengan kondisi jalan rusak berat di Desa Ngepoh, Kecamatan Dringu, langsung direspons Muspika setempat. Muspika bersama warga datangkan tanah uruk sirtu (pasir batu) untuk menutup jalan-jalan berlubang tersebut.

Kapolsek Dringu Iptu Bagus Purnama mengatakan, tindak lanjuti protes dari warga soal kondisi jalan yang rusak sudah dilakukan perbaikan. Meskipun sifatnya sementara atau darurat. Bersama warga, sudah dilakukan penutupan jalan lubang dengan sirtu. “Jalan yang rusak dan berlubang ditambal dengan menggunakan sirtu (pasir dan batu). Sifat perbaikannya memang sementara,” katanya.

Tanah sirtu yang didatangkan merupakan hasil swadaya masyarakat dan muspika Dringu. Mereka sengaja mendatangkan sirtu, karena ingin segera ada perbaikan. Sebab saat ini sudah masuk musim hujan. Jika jalan berlubang dan rusak, rawan bagi pengguna jalan. “Tanah uruk sirtu ini urunan swadaya. Biar gak terlalu parah rusaknya,” kata Machfud, warga Desa Ngepoh Kecamatan Dringu.

Sementara itu, Kepala Dinas PUPR (pekerjaan umum dan penataan ruang) Kabupaten Probolinggo, Hengki saat dikonfirmasi mengatakan, jalan desa yang rusak dan sempat digelar aksi tanam padi itu merupakan masuk ruas jalan desa. Pihak Pemkab Probolinggo menyebut bukan kewenanganannya melakukan perbaikan. Karena semestinya harus dari pihak pemerintah desa.

Atau jika memang jalan desa itu rusak akibat banyak kendaraan lewat saat pembangunan jembatan Kedungasem, Pemdes bisa melaporkan ke Balai Besar Jalan Nasional terkait jalan rusak dampak selama pembangunan jembatan.

“Nanti kami coba koordinasikan. Desa buat surat melaporkan ke pemkab dan nanti akan kami tindak lanjuti ke balai besar jalan nasional,” tambahnya.(Wap)

Tags: