Warga Ngrimbi Dihantui Longsor Susulan

6-foto B rur-1ngrimbiJombang, Bhirawa
Warga Dusun Kopen Desa Ngrimbi Kecamatan Bareng nampaknya masih harus was was dengan bahaya tanah longsor seperti yang terjadi awal tahun 2014 lalu. Pasalnya, relokasi yang dijanjikan terhadap  27 Kepala Keluarga (KK) yang berdampak longsor hingga kemarin masih belum direalisasikan, karena pembangunan rumah dari pemerintah belum kelar.
”Kita belum pindah mas, soalnya rumahnya yang dibangun pemerintah belum selesai dibangun.Sementara warga masih tetap berada disini dirumah masing masing,” ujar Aji, 53, salah satu warga berdampak saat ditemui di rumahnya, Minggu (14/12).
Lelaki dengan dua anak ini menambahkan, sejak peristiwa bencana tanah longsor yang menimpa 7 KK awal tahun lalu itu terjadi, pemerintah berjanji akan melakukan relokas kepada warga yang terdampak bencana tanah longsor. Namun, karena dipicu tidak sinkronnya keinginnan warga dengan pemerintah, membuat upaya relokasi hingga saat ini belum dapat dilakukan. ”Dulu memang warga tidak cocok, karena tempatnya jauh, di Mojowarno. Sedangkan lahan kita itu disini, makanya warga tidak mau,” ujarnya menambahkan.
Dari pantauan dilokasi, sekitar belasan KK terdampak bencana tanah longsor di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, masih terlihat menghuni rumah mereka masing masing. Padahal, Badan Penanggulangan Bencana Daerah(BPBD) telah memasang papan peringatan bertuliskan rawan longsor yang dipasang berdiri tegak tepat, di pinggir jalan, akses menuju perkampungan itu. Bukannya mereka tak takut atau tidak mengindahkan penguman itu, namun, warga tak tahu harus kemana lagi. Sebab, rumah sumbangan pemerintah untuk relokasi warga terdampak, masih belum selesai dikerjakan.
Kepala Dusun Kopen Desa Ngrimbi Bareng, Sucipto membenarkan belum selesainya proses pembangunan tempat relokasi 27 KK tersebut. Hingga saat ini pembangunan rumah belum selesai, yakni masih dalam tahap proses,penyelesaian.  Dikatakannya, terlambatnya pembangunan rumah untuk 18 KK yang terletak di Timur lokasi bencana dan 9 KK yang berada di sebelah barat ini, disebabkan belum adanya titik temu antara warga dengan pemerintah soal tempat relokasi itu sendiri.”Pada waktu itu memang ada tarik ulur antara warga dengan pemerintah. Awalnya, ada rencana dengan pihak Perhutani, namun warga tidak mau. Padahal, dari perhutani sudah bersedia, namun warga meminta direlokasi di Dusun Kopen ini sendiri,” ujarnya menjelaskan.
Pihaknya sendiri mengaku sangat khawatir dengan kondisi warga yang beum direlokasi. Pasalnya, dilereng bukit yang pernah longsor sudah terlihat retakan. Dan itu sangat berbahaya bagi keselamatan warga. ”Apalagi kemarin kan kemaraunya panjang. Saya khawatir, jika turun hujan, terjadi longsor. Soalnya tanahnya itu tua, sehingga cepat sekali longsor,” jelasnya mengkhawatirkan.
Sucipto menambahkan dari total 27 rumah yang dibangun, hingga saat ini sudah ada separo yang proses pembangunannya sudah mencapai 85 persen. Rumah tersebut, seluruhnya sudah beratap. Hanya tinggal di plaster dan dipasang kusen. ”Sudah ada 11 rumah yang sudah ada atapnya, tinggal dipasang pintu, jendela dan diplaster saja lantainya. Sedangkan sisinya masih belum ada atapnya,” terangnya seraya mengatakan dalam waktu dekat pembangunan rumah untuk relokasi warga dusunnya itu ditargetkan dapat dirampungkan. Sebab, saat ini musim hujan telah tiba. ”Kami targetkan, akhir bulan ini sudah selesai. Sehingga bisa langsung ditempati,” pungkasnya.
Sekedar mengingatkan, bencana tanah longsor menimpa warga Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng awal tahun lalu, (28 1). Dalam peristiwa itu, sebanyak 14 orang dari 7 KK, tewas akibat tertimbun reruntuhan tanah lereng gunung Anjasmoro itu. Setelah beberapa hari melakukan upaya pencarian, akhirnya, keempat belas jasad warga tersebut akhirnya pun ditemukan. [rur]

Keterangan Foto : Pembangunan rumah bantuan pemerintah yang akan digunakan sebagai relokasi warga korban longsor Dusun Kopen Desa Ngrimbi hingga kemarin belum selesai dibangun. [ramadlan/bhirawa]

Tags: