Warga Provinsi Jatim TerbanyakPenderitaHipertensi

HipertensiSurabaya, Bhirawa
Hipertensi di Jatim menduduki peringkat tertinggi dibandingkan penyakit lain. Data yang dihimpun menyebutkan kasus hipertensi mencapai 200 ribu kasus, disusul diabetes mellitus sekitar 40 ribu penderita, dan neoplasma (tumor) sekitar 15 ribu penderita.
Kepala Dinkes Jatim dr Harsono menyatakan, dari beberapa daerah di Jatim yang paling banyak menyumbang pasien penderita hipertensi adalah Kabupaten Malang dengan jumlah penderita 31.789 orang. Disusul Surabaya menduduki peringkat ke-2 jumlah 28.970 penderita.
Madura menduduki rangking 3 sebanyak 28.955 penderita. Dengan rincian, daerah Bangkalan sebanyak 11.292 penderita, Pamekasan 313 penderita, Sampang 8933 penderita dan Sumenep 8417 penderita. Secara keseluruhan jumlah penderita hipertensi di Jatim mencapai 275 ribu orang. Sedangkan, rincian data 2011 belum direkap oleh Dinkes, namun diperkirakan tidak jauh berbeda dengan data 2010.
Dokter Penyakit Dalam Spesialis penyakit RSU dr Soetomo Surabaya, dr Pranawa SpPD-KGH menyatakan jumlah penderita hipertensi di Jatim meningkat setiap tahunnya sebagian besar disebabkan kondisi stres.
“Seseorang dalam kondisi stres akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan pengeluaran cairan lambung yang berlebihan. Akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang dan nyeri kepala. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan komplikasi hipertensi,” kata Pranawa.
Selain stres, tambah dia, pola hidup yang tidak seimbang juga berpotensi timbulnya hipertensi. “Sikap hidup yang tidak tepat antara asupan makanan, olahraga dan istirahat,” kata Paranawa. Gejala awal dari hipertensi akibat pola hidup yang salah adalah obesitas. “Jika berat badan di atas normal atau obesitas, bisa dipastikan penyakit lain mudah berdatangan. Misalkan kencing manis dan gangguan jantung,” tambahnya.
Lebih lanjut, Pranawa menjelaskan konsumsi garam berlebihan juga mampu menimbulkan tekanan darah tinggi. Garam menyebabkan darah mengental, sehingga jantung membutuhkan tenaga yang lebih untuk mendorong darah sampai ke jaringan paling kecil. “Tak ketinggalan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan kafein menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Sehingga timbul hipertensi,” katanya.
Sebagai pencegahan timbulnya hipertensi, hal utama yang harus dilakukan adalah mengatur pola hidupnya. “Pertahankan berat badan ideal, atur pola makan dan olahraga teratur. Jangan lupa hidari rokok, alkohol dan stress,” kata Pranawa. Mengatur pola makan antara lain tidak mengonsumsi makanan tinggi garam dan tinggi lemak, serta perbanyak konsumsi buah dan sayur.
Sebagai antisipasi, Pranawa menganjurkan memeriksa tekanan darah secara berkala. “Lakukan pengecekan ulang minimal setiap 2 tahun sekali,” tuturnya. Pranawa menambahkan jika diperlukan mengkonsumsi obat-obatan penurunan tekanan darah dengan dosis sesuai anjuran dokter. [dna]

Tags: